musibah berantai


Suatu sore telepon berbunyi.
"Hallo, Pak Buto? Ini saya, tuan, Idum,
pembantu di villa bapak.."

"Oh iya. Ada apa Dum? Ada masalah?

"Anu... saya nelepon cuma mau ngasih tau,
burung kakaktua bapak mati.."

"Kakaktua saya? Mati? Yang pernah menang di
Lomba Tingkat Dunia itu??"

"Ya tuan..yang itu"

"Waduh sial juga ya...lumayan banyak juga tuh
duit keluar buat ngelatih tu burung ...
matinya kenapa dum?"

"Gara2 makan daging busuk, tuan"

"Daging busuk??
Siapa yang ngasih dia daging busuk??!!"

"Ngga ada tuan..dia cuma makan daging kuda yang
udah mati."

"Kuda mati? Kuda mati apa??"

"Kuda punya tuan."

"Kuda yang menang pacuan internasional itu?!!!"

"Iya tuan, Dia mati kecapen setelah narik
gerobak tong air."

"Lu gila ya? gerobak air apaan???"

"Gerobak air buat madamin api, tuan"

"Ya ampuun.. api apa lagi???"

"Api di rumah tuan! Ada lilin yang jatuh dan
apinya kena tirai.. trus merembet deh."

"Ja.. jadi.. maksud lu villa mewah gua itu ancur
berantakan gara2 lilin?!!!"

"Begitulah, tuan."

"Tapi kan disitu banyak lampu!!! Tu lilin buat
apaan???"

"Buat pemakaman, tuan."

"Demi Tuhan, pemakaman apa dumm??!!"

"Pemakaman istri tuan.. Suatu malam dia
berjalan2 di dalam rumah yang gelap gulita,
saya pikir maling, jadi saya hajar
aja dia pake tongkat golf Nike tuan..."

Sunyi....... ......... .. ,

Sunyi cukup lama....

"Dum....lu bener2 dalam bahaya besar, kalo tu
tongkat ampe patah....."
Selengkapnya...

BIB dan BOB


> > > Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang melewati
lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu terdapat jalan setapak yang
beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama.
Uniknya, di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak permen lolipop
yang berwarni-warni dengan aneka rasa. Permen-permen yang terlihat
seperti berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib
untuk mengambil dan menikmati kelezatan mereka.
> > > > Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa
diambil. Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut.
Bob mengumpulkan sangat banyak permen
lolipop yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan
permen-permen tersebut tapi sepertinya permen-permen tersebut tidak
pernah habis maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua
permen yang dilihatnya.
> > > > Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. Dia
melihat gerbang bertuliskan "Selamat Jalan". Itulah batas akhir lembah
permen lolipop. Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk
sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob, "Bagaimana perjalanan kamu di
lembah permen lolipop? Apakah permen-permennya lezat? Apakah kamu
mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu lebih
menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat." Bob terdiam mendengar
pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga. Ia
telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop
yang terasa berat di dalam tas karungnya. Tapi ada satu hal yang
membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu,
"Permennya saya lupa makan!"
> > > > Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen
lolipop. "Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali. Saya memanggil-manggil
kamu tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya." "Kenapa kamu memanggil
saya?" tanya Bob. "Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen
anggur bersama. Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan
lembah, indah sekali!" Bib bercerita panjang lebar kepada Bob. "Lalu
tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia
berjalan. Saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan
bersama dan dia banyak menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa
bersama." Bib menambahkan.
> > > > Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia
lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah. Ia terlalu sibuk
mengumpulkan permen-permen itu. Tapi pun ia sampai lupa memakannya dan
tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk
memasukkan semua permen itu ke dalam tas karungnya.
> > > > Di akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal
dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Perjalanan ini bukan tentang
berapa banyak permen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana
saya menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia." Ia pun berkata dalam
hati, "Waktu tidak bisa diputar kembali." Perjalanan di lembah lolipop
sudah berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.
> > > > Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja.
Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita
menjadi Bob di lembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen tapi
lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.
> > > > Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia? Jika
saya tanyakan pertanyaan tersebut kepada para klien saya, biasanya
mereka menjawab, "Saya akan bahagia nanti... nanti pada waktu saya sudah
menikah... nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri... nanti pada
saat suami saya lebih mencintai saya... nanti pada saat saya telah
meraih semua impian saya... nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar... "
> > > > Pemikiran 'nanti' itu membuat kita bekerja sangat keras di saat
'sekarang'. Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita
konsepkan tentang masa 'nanti' bahagia. Terkadang jika saya renungkan
hal tersebut, ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam
hidup ini untuk masa 'nanti' bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi
sangat cepat tapi rasanya tidak pernah sampai di masa 'nanti' bahagia
itu. Ritme hidup yang sangat cepat... target-target tinggi yang harus
kita capai, yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target
itu... tetap semuanya itu tidak pernah terasa memuaskan dan membahagiakan.
> > > > Uniknya, pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat kita
duduk menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan, pada saat kita
mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam bersama
keluarga, pada saat kita duduk bermeditasi atau pada saat membagikan
beras dalam acara bakti sosial tanggap banjir; terasa hidup menjadi lebih indah.
> > > > Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran;
memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari
setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah
anak-anak bahkan menyadari setiap hembusan nafas maka kita akan
menyadari begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan bisa
disyukuri. Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang
ternyata jauh lebih damai dan tenang. Dan pada akhirnya akan membawa
kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati
perjalanannya di lembah permen lolipop.
Selengkapnya...

cerita pendek

Sirah Nabi Muhammad Ekspedisi Tabuk

Impian seorang Gadis
i

Hari pertama kuliah di kampus, profesor memperkenalkan diri dan menantang kami untuk berkenalan dengan seseorang yang belum kami kenal. Saya berdiri dan melihat sekeliling ketika sebuah tangan lembut menyentuh bahu saya.

Saya menengok dan mendapati seorang wanita tua, kecil, dan berkeriput, memandang dengan wajah yang berseri-seri dengan senyum yang cerah.Ia menyapa, "Halo anak cakep. Namaku Rose. Aku berusia delapan puluh tujuh. "Maukah kamu memelukku?" Saya tertawa dan dengan antusias menyambutnya, "Tentu saja boleh!".

Dia pun memberi saya pelukan yang sangat erat. "Mengapa kamu ada di kampuspada usia yang masih begitu muda dan tak berdosa seperti ini?" tanya saya berolok-olok. Dengan bercanda dia menjawab, "Saya di sini untuk menemukan suami yang kaya, menikah, mempunyai beberapa anak, kemudian pensiun dan bepergian."

"Ah yang serius?" pinta saya. Saya sangat ingin tahu apa yang telah memotivasinya untuk mengambil tantangan ini di usianya. "Saya selalu bermimpi untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan kini saya sedang mengambilnya!" katanya. Setelah jam kuliah usai, kami berjalan menuju kantor senat mahasiswa dan berbagi segelas chocolate milkshake. Kami segera akrab. Dalam tiga bulan kemudian, setiap hari kami pulang bersama-sama dan bercakap-cakap tiada henti. Saya selalu terpesona mendengarkannya berbagi pengalaman dan kebijaksanaannya. Setelah setahun berlalu, Rose menjadi bintang kampus dan dengan mudah dia berkawan dengan siapapun. Dia suka berdandan dan segera mendapatkan perhatian dari para mahasiswa lain. Dia pandai sekali menghidupkannya suasana.

Pada akhir semester kami mengundang Rose untuk berbicara di acara makan malam klub sepak bola kami. Saya tidak akan pernah lupa apa yang diajarkannya pada kami. Dia diperkenalkan dan naik ke podium. Begitu dia mulai menyampaikan pidato yang telah dipersiapkannya, tiga dari lima kartu pidatonya terjatuh ke lantai. Dengan gugup dan sedikit malu dia bercanda pada mikrofon. Dengan ringan berkata, "Maafkan saya sangat gugup. Saya sudah tidak minum bir. Tetapi wiski ini membunuh saya. Saya tidak bisa menyusun pidato saya kembali, maka ijinkan saya menyampaikan apa yang saya tahu."

"Kita tidak pernah berhenti bermain karena kita tua. Kita menjadi tua karena berhenti bermain. Hanya ada empat rahasia untuk tetap awet muda, tetap menemukan humor setiap hari. Kamu harus mempunyai mimpi. Bila kamu kehilangan mimpi-mimpimu, kamu mati. Ada banyak sekali orang yang berjalan di sekitar kita yang mati namun mereka tak menyadarinya." "Sungguh jauh berbeda antara menjadi tua dan menjadi dewasa. Bila kamu berumur sembilan belas tahun dan berbaring di tempat tidur selama satu tahun penuh, tidak melakukan apa-apa, kamu tetap akan berubah berubah menjadi dua puluh tahun. Bila saya berusia delapan puluh tujuh tahun dan tinggal di tempat tidur selama satu tahun, tidak melakukan apapun, saya tetap akan menjadi delapan puluh delapan. Setiap orang pasti menjadi tua. Itu tidak membutuhkan suatu keahlian atau bakat. Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam perubahan."

"Jangan pernah menyesal. Orang-orang tua seperti kami biasanya tidak menyesali apa yang telah diperbuatnya, tetapi lebih menyesali apa yang tidak kami perbuat. Orang-orang yang takut mati adalah mereka yang hidup dengan penyesalan."

Rose mengakhiri pidatonya dengan bernyanyi "The Rose". Dia menantang setiap orang untuk mempelajari liriknya dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Akhirnya Rose meraih gelar sarjana yang telah diupayakannya sejak beberapa tahun lalu. Seminggu setelah wisuda, Rose meninggal dunia dengan damai. Lebih dari dua ribu mahasiswa menghadiri upacara pemakamannya sebagai penghormatan pada wanita luar biasa yang mengajari kami dengan memberikan teladan bahwa tidak ada yang terlambat untuk apapun yang bisa kau lakukan. Ingatlah, menjadi tua adalah kemestian, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan.

Sediakan waktu untuk berpikir, itulah sumber kekuatan.
Sediakan waktu untuk bermain, itulah rahasia awet muda.
Sediakan waktu untuk membaca, itulah landasan kebijaksanaan.
Sediakan waktu untuk berteman, itulah jalan menuju kebahagiaan.
Sediakan waktu untuk bermimpi, itulah yang membawa anda ke bintang.
Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai, itulah hak istimewa Tuhan.
Sediakan waktu untuk melihat sekeliling anda, hari anda terlalu singkat untuk mementingkan diri sendiri.
Sediakan waktu untuk tertawa, itulah musik jiwa.
(Doa Inggris Kuno)

.

Rasa Sayang Itu Selalu Ada


"Ayah..., sakit!!!" teriaknya sambil mencoba berontak ketika sebuah alat dimasukkan ke dalam lubang telinganya. Namun dengan sigap sepasang tangan memeluknya erat. Tangan itu kokoh dan kuat, terlihat dari urat-urat yang menonjol jelas. Anak kecil itu kembali meronta kesakitan, namun apalah arti tenaganya dibandingkan dengan sepasang tangan mantan pemain rugby tersebut. Lelaki itu memang terlihat tegar sambil memangku dan mendekap anaknya. Perawakan tinggi besar dan kulitnya yang hitam semakin menampilkan sosok yang sangar. Penampilannya kian sempurna dengan sikap keras yang ia tunjukkan terhadap anak-anaknya. Ancaman lecutan kayu kecil, ataupun hardikan bernada marah adalah suatu hal yang biasa terlontarkan.

Namun tak urung teriakan kesakitan dari buah hatinya itu menciptakan riak kecil di telaga matanya yang tajam. Jeritan seorang anak laki-laki yang biasanya bergerak lincah, namun sekarang terlihat menderita. Mata sayu menghiasi air muka yang pucat, bibir yang pecah-pecah karena dehidrasi serta ingus yang telah bercampur darah tampak jelas meleleh dari hidungnya.

Serangan virus influenza yang sudah parah dan gejala pneumonia, kata dokter dalam bahasa Inggris yang terpatah-patah. Tak ada jalan terbaik, kecuali harus rawat inap beberapa hari di Iizuka Byouin. Lelaki yang sering terlihat tegang itu pun tak tahan menyembunyikan sesegukan isakan, wajahnya basah. Aku yang berdiri di sampingnya juga tanpa sadar meneteskan air mata.

Aku yakin, di balik sikapnya sehari-hari yang terlihat angkuh dan keras, rasa sayang di hatinya niscaya selalu ada. Bukankah perasaan sayang ini adalah fitrah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala yang selayaknya ada pada setiap ayah. Rasa sayang yang berbunga cinta itu akan menjadikan seorang ayah rela bercucuran keringat, bahkan nanah dan darah untuk anak-anaknya.

Anak bagi sebuah keluarga memang layaknya permata yang indah. Ia umpama cahaya yang menyinari kehidupan rumah tangga. Karenanya tak heran seorang ayah siap berkorban jiwa dan raga demi buah hati tercinta. Letih dan uzur yang meranggas tubuhnya pun tak pernah dihiraukan. Luapan sayang itu begitu bergelora memenuhi rongga dada, hingga kadang melalaikan rasa sayang dan cinta kepada kekasih yang sesungguhnya.

Sore pun menjelang. Setelah mengurus administrasi yang diperlukan untuk rawat inap, kami lantas bergegas pulang. Ayah dari anak laki-laki itu pulang sebentar ke rumah untuk mengambil beberapa barang keperluan, sedangkan aku mesti ke kampus karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Tak banyak yang kami bicarakan selama perjalanan, diam dibaluri suara mobil yang melantun pelan.

Pikiranku lalu melayang-layang, mengembara dan bersua dengan buah hati tercinta di rumah, Asy Syifa. Ia lucu dan tampak cantik dengan jilbab mungilnya. Mata indahnya berbingkai bulu mata yang lentik dan panjang. Celotehan dan gerak-geriknya pun selalu kurindukan. Semua itu membuat rasa sayang dan cinta kepadanya selalu berlimpah ruah. Aku merasa wajar saja, karena perasaan itu selalu ada pada diri setiap ayah, bahkan pada seorang Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam, khaliluLlah.

Tanpa terasa kami telah tiba di lapangan parkir kampus Kyuukoudai, dan aku terburu-buru menuju lab. Setelah istirahat sejenak, kuhidupkan komputer. Klik icon MATLAB pada monitor, dan konsentrasi melanjutkan pemrograman seraya memasang earphone. Lalu jari-jemari menari di atas keyboard sembari asyik mendengarkan musik. Senandung nasyid Belajar dari Ibrahim-nya Snada pun mengalun perlahan dengan nada indah.

Sering kita merasa taqwa...Tanpa sadar terjebak rasa...Dengan sengaja mencuri-curi....Diam-diam ingkar hati...
Pada Allah mengaku cinta...Walau pada kenyataannya...Pada harta, pada dunia...Tunduk seraya menghamba.

Deg!!!......Jari-jemariku mendadak kelu, dan aku pun tercenung. Allahumma inni asaluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal 'amala alladzi yubalighuni ilaa hubbika. Allahummaj'al habbaka ahabbu ilayya min nafsii wa hlii waminal maailbaarid.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kecintaan-Mu, kecintaan orang-orang yang mencintai-Mu dan amal yang menyampaikanku pada cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah kecintaanku kepada-Mu lebih aku cintai daripada diriku, keluargaku dan air yang sejuk/dingin (harta). WaLlahua'lam bi shawab.

Abu Aufa ferryhadary@yahoo.com


eramuslim.com

.

Dimensi Ketaqwaan Seorang Mukmin


Ada seorang alim dan orang-orang memanggilnya "kyai", berpakaian seperti orang Arab bersurban berbaju ghamis, rajin ke masjid dan berlama-lama di masjid karena berdzikir/wirid dengan membaca kalimat/ayat beratus bahkan beribu kali. Setiap Ramadhan tak pernah batal puasanya dan sudah berhaji bahkan lebih dari 3 kali. Tetapi dia sering lupa kalau ucapan dan perilakunya kadang-kadang menyakiti orang lain dengan cemoohannya, seolah-olah dia yang paling baik. Apakah itu yang dinamakan taqwa?

Ada seorang miskin dan bersahaja, rumahnya di pinggiran dan jauh ke masjid/surau, sehingga ke masjid sepekan sekali setiap Jum'at saja begitu pula shalatnya biasa saja, puasa Ramadhan sering berhalangan karena kondisi yang tidak memungkinkan, tidak pernah berzakat, berhaji hanyalah impian. Namun tidak pernah menyakiti atau berprasangka buruk pada orang lain dan tidak berdusta bila bicara dan sangat santun, apakah itu yang dinamakan taqwa ?

Hamka mengatakan dalam taqwa terkandung cinta, kasih, harap, cemas, tawakal, ridha, sabar dsb. Rasulullah pernah bertanya kepada Abu Hurairah :" Pernahkah engkau bertemu jalan yang berduri ? Bagaimana tindakanmu pada waktu itu ?" Sahabat tersebut menjawab :"Apabila aku melihat duri, aku menghindar ke tempat yang tidak berduri atau aku langkahi, atau aku mundur". Rasulullahpun bersabda :"Itulah taqwa".

Untuk lebih jelas pengertian taqwa terutama aplikasinya dalam kehidupan, sebuah hadits dalam shahih Muslim meriwayatkan sebagai berikut, Sahabat Jabir r.a telah berkata : "Pada suatu hari kami berada di sisi Rasulullah. Tiba-tiba datang sekelompok orang yang tidak berpakaian layak dan kelihatan kotor, serta menenteng senjata. Kebanyakan mereka dari Bani Mudhar, bahkan dapat dikatakan hampir seluruhnya dari Bani Mudhar. Wajah Rasulullah kelihatan sangat prihatin menyaksikan penderitaan dan kefakiran yang menimpa orang-orang tersebut. Lalu Rasulullah saw keluar dan memerintahkan kepada Bilal untuk mengumandangkan adzan.

Sesaat kemudian shalatpun didirikan. Setelah selesai, Rasulullah menyampaikan khutbah: "Wahai umat manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya. Dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. "Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS An Nisaa' : 1).

"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari depan." (QS Al Hasyr : 17)

Mendengar khutbah Rasulullah, banyak diantara para sahabat yang kemudian memberikan sedekah. Ada yang memberikan uang dirham dan dinarnya, ada yang bersedekah baju, gandum, kurma, bahkan ada yang memberikan separuh buah kurma dan ada seorang Anshar yang membawa sekarung bahan makanan sampai dia tak kuat mengangkatnya. Dan akhirnya banyak orang yang berdatangan memberikan sedekah untuk membantu penderitaan kawannya dari Bani Mudhar, sehingga Rasulullah merasa kewalahan. Lalu Rasulullah bersabda :"Barangsiapa membuat sunnah hasanah (perilaku yang baik) di dalam Islam, maka dia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengikuti jejaknya tanpa harus mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa membuat sunnah sayiah (perilaku buruk) di dalam Islam, maka dia akan menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang mengikuti jejaknya tanpa harus mengurangi dosa mereka sedikitpun."

Rasulullah pernah ditanya: "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang cerdas?" "Orang yang berfikir (menggunakan akalnya)" Jawab Nabi. "Lalu siapakah yang baik ibadahnya?" tanya mereka. "Orang yang berfikir (menggunakan akalnya)" Jawab Nabi. "Lalu siapakah yang paling utama ?" tanya mereka selanjutnya. "Orang yang selalu berfikir (menggunakan akalnya)" Jawab Nabi kembali.

Mereka berkata : "Wahai Rasulullah, bukankah orang yang berfikir itu sempurna akhlaknya, baik tutur katanya, pemurah tangannya dan tinggi kedudukannya?" Nabi saw menjawab :"Semua itu faktor penyebab kepuasan di dunia, sedangkan di akhirat yang di sisi Tuhan itu hanya bagi orang yang bertaqwa, orang berfikir (menggunakan akalnya) itulah orang yang bertaqwa, sekalipun kelihatannya rendah hidupnya di dunia."

Semoga dengan memahami makna kata taqwa dan penjelasan serta aplikasinya yang diuraikan pada dua hadits diatas, insya Allah kita akan mampu dan berusaha untuk mencapai derajat muttaqiin.
Badan Dakwah Islamiyah Devon Nana Djumhana)

eramuslim.com

.

Berbicara, Mendulang Pahala atau Dosa?



Bicara adalah kebutuhan.. Dengan bicara gagasan-gagasan yang tersimpan di kepala, dan emosi yang tersimpan di hati jadi bisa ditangkap oleh orang lain. Hal ini akan memberikan kepuasan tersendiri bagi kita. Bahkan menyehatkan! Apalagi bila kemudian gagasan dan emosi kita ini direspon oleh lawan bicara, tentu ini makin membuat kita merasa diperhatikan.

Begitu banyak orang yang merasa diterima di sebuah lingkungan hanya gara-gara dia bisa mendominasi pembicaraan atau karena orang-orang mau mendengarkan kata-katanya, juga mengagumi isi ceritanya. Respon yang positif ini akan mendorong seseorang untuk melakukaan hal yang sama di lain tempat dan waktu.

Sebaliknya banyak orang yang merasa ditolak hanya gara-gara dia tidak bisa mengimbangi lawan bicaranya, atau tak ada yang mengagumi cerita-ceritanya, bahkan tak ada yang mau mendengarkan kata-katanya.

Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya. Semua kata yang keluar dari lisan seorang muslim seharusnya punya konsekuensi yang lebih besar dan lebih bisa dipertanggungjawabkan. Ini disebabkan seorang muslim berbicara diawali dengan pemahaman atas apa yang dia bicarakan dan pemahaman atas konsekuensi-konsekuensi dari apa yang dia bicarakan, tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat.

Pemahaman atas apa yang dia bicarakan membuat seorang muslim tidak bicara “ngaco”. Ilmu menjadi dasarnya, baik ilmu yang diperoleh dari pendidikan formal maupun nonformal, bahkan ilmu dari pengalaman hidup sekalipun. Pemahaman terhadap ilmu ini akan membuat seorang muslim bisa bijaksana memilah kata-kata yang tepat, sesuai dengan latar belakang dan kecenderungan orang yang diajak bicara.

Pengetahuan tentang konsekuensi atas apa yang dia bicarakan pun akan mendorong seorang muslim untuk menjaga lisannya agar hanya mengeluarkan kata-kata terbaik yang mengandung kemanfaataan dan keselamatan bagi orang lain. Bukan sekedar kata-kata basa-basi dengan harapan mendapat decak kagum dari orang lain. Bukan juga kalimat-kalimat manis yang diluncurkan hanya untuk tujuan-tujuan dan kepentingan pribadi, tanpa ada nilai manfaatnya bagi orang lain.

Dalam beberapa hal, ini masih bisa ditolerir pada batas-batas tertentu. Namun bila kemudian menjadi kebiasaan yang berkepanjangan dikhawatirkan bisa menjerumuskan kita pada kata-kata dusta tanpa kita sadari, hanya untuk tujuan ini; tujuan pengakuan dari orang lain. Sungguh, sebuah kebohongan yang kita ucapkan sekali, dan kemudian kita ulangi kedua kali bahkan sampai ketiga kalinya tanpa adanya penyesalan akan menjadikan kita terbiasa olehnya.

Satu kata kebaikan yang keluar dari lisan seorang muslim pun punya konsekuensi bahwa dialah orang pertama yang melaksanakan kata-katanya tersebut. Apa pun kata-kata itu; diucapkan langsung ataupun dalam bentuk tulisan. Bukan suatu yang mudah memang. Kadang tuntutan ini membuat kita jadi takut mengajak orang lain pada kebenaran. Akhirnya kita lebih memilih diam. Padahal satu kebaikan yang kita sebarkan melalui kata-kata kita, kemudian orang lain ikut melaksanakan, maka pahalanya akan mengalir kepada kita tanpa mengurangi pahala orang yang melaksanakannya sedikit pun. Apalagi jika kebaikan itu terus menyebar dan dilaksanakan oleh banyak orang, terus dan terus.

Begitu murahnya Allah memberikan balasan berlipat-lipat atas kebaikan yang telah kita ucapkan kepada orang lain, walau itu hanya sepatah kata. Jika kemudian Allah juga menuntut kita untuk melaksanakan kata-kata kita, itu bukan bermaksud untuk memberatkan, tapi untuk menunjukkan kepada kita bahwa apa pun yang keluar dari lisan kita akan dimintai pertanggungjawabannya.

Berbicara untuk kebaikan dan kemanfaatan akan mudah kita lakukan jika ini sudah menjadi kebiasaan.Tanpa diformat terlebih dahulu, semuanya akan mengalir dengan sendirinya. Mudah dan ringan. Tentu saja bagi yang belum terbiasa harus memformat awal semua kebaikan di dalam kepala dan hati kita, kemudian kita ingatkan diri kita untuk mengulanginya kembali, melaksanakan sedikit demi sedikit apa yang kita mampu, berulang-ulang, sampai kemudian menjadi kebiasaan yang keluar secara otomatis. Yang jelas memang butuh waktu dan proses. Dengan demikian gagasan-gagasan dan emosi yang tersimpan di kepala dan hati bisa kita keluarkan dengan lebih baik, tanpa menimbulkan kesia-siaan bagi diri kita juga bagi orang lain.

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Sangat besar kemurkaan Allah atas apa yang kamu katakan tapi tidak kamu perbuat.” (ash shaff : 2-3). Wallahu a’lam. (Kinan Nasanti)

eramuslim.com

.

Orang Beruntung



Ketika seorang bayi menjerit kelaparan, disertai ratapan ibunya yang tidak bisa berbuat apa-apa selain berdo’a dan penuh harap. Ketika seorang bapak jatuh bangun banting-tulang untuk mendapatkan sesuatu yang halal dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga. Kepedulian terhadap sesama ummat manusia yang sekiranya bisa diberikan kepadanya tidak juga ia dapatkan. Sementara masing-masing orang sibuk dengan urusannya yang mungkin juga untuk melakukan hal yang sama.

Apakah bagi sebagian orang yang hidup dengan tingkat ekonomi lebih baik, ada sedikit rasa iba jika di lingkungannya masih ditemukan segelintir orang yang masuk dalam kelompok fakir miskin, yatim piatu, dan lain-lain? Adakah orang-orang yang memiliki kemampuan dan kekuasaan membantu merubah nasib -yang bukan hanya nasibnya sendiri- orang lain?

Benar bahwa segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia kembali kepada niatnya. Ada yang ikhlas karena Allah, ada yang hanya ingin mendapat simpati dari orang lain, ada juga yang berniat untuk menutupi kekurangan yang ada dalam dirinya, dan bahkan ada juga yang dengan sengaja dilakukan semata-mata hanya untuk melicinkan tujuan buruknya tercapai.

Dalam keadaan masyarakat yang penuh dengan ketidakpastian dalam segala hal, figur seseorang yang awalnya bisa diharapkan (karena tidak ada pilihan lain) menjadi seorang pemimpin dan bahkan berjanji akan merealisasikan harapan sebagian besar orang yang dipimpinnya, malah diluar dugaan menjadi bumerang dan sumber dari segala sumber masalah. Inkonsistensi serta ketidaktegasan dalam menjalankan roda kepemimpinannya, mengakibatkan banyak opini yang menyebutkan bahwa perdebatan karena perbedaan pendapat yang terjadi diantara para pembantu dan orang terdekatnya dapat menciptakan krisis moral yang mengawali terbentuknya mental-mental korupsi, kolusi, dan nepotisme disetiap sudut-sudut instansi pemerintah maupun swasta dari tingkatan yang paling atas sampai pada tingkat cleaning service.

Hal itu sebenarnya juga disadari oleh mereka yang sedang “bermain” dengan jabatan, harta, dan kekuasaan yang dimiliki. Tetapi mereka berdalih bahwa tujuan duniawi yang sedang mereka kejar adalah semata-mata agar terhindar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Namun hanya sebagian kecil dari mereka menyadari bahwa sebenarnya yang mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi adalah mental dan moral mereka sendiri yang mengambil kebijakan untuk kepentingan mereka sendiri. Namun mereka juga tetap tidak peduli.

Seandainya pemimpin tersebut berniat karena Allah untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat yang sudah hampir punah dengan memanfaatkan kondisi dan situasi yang sifatnya nasional atau bahkan internasional untuk menetapkan kebijakan yang dapat mengangkat derajat dan martabat serta harga diri para pengikutnya. Insya Allah, dukungan yang semula sirna akan kembali bersinar. Dan jalan menuju tahta yang lebih baik dengan kepimpinan yang islami akan mudah dicapai. Karena yakinlah bahwa setelah ada kesulitan maka akan ditemukan kemudahan.

Tetapi jika hal tersebut datas dilakukan dengan niat dan tujuan agar setelah moment untuk mengembalikan kepercayaan tersebut dapat dipilih kembali dan mengulangi lagi penderitaan rakyat serta membentukan mental dan moral KKN atau bahkan lebih parah lagi. Percayalah, bahwa tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari Allah, baik yang ada di bumi maupun ada di langit.

Jikalau memang ada niatan seperti itu, besar kemungkinan bahwa prestasi yang akan selalu digembar-gemborkan dengan bangga dan sangat gigih hingga pada saat pemilihan nanti adalah kebijakan yang bersifat nasional atau internasional seperti yang disebutkan diatas sebelumnya. Mengenai tindakannya yang sengaja menyengsarakan rakyat akan berusaha sekuat mungkin untuk disembunyikan. Alangkah beruntungnya pemimpin seperti itu, bisa mengambil simpati serta keuntungan dari orang yang telah ditindas untuk kemudian ditindas kembali atas kepemimpinannya untuk yang kesekian kalinya.

Hanya Allah tempat kita bersandar, kepada Dialah kita memohon pertolongan. Karena sesungguhnya manusia itu tidak pernah akan merugi jika beriman kepadaNya. Janganlah berpikir kehidupan duniawi itu lebih baik dari kehidupan akhirat, karena dunia hanyalah merupakan fasilitas bagi manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dihari akhir nanti. (Ibrahim)


eramuslim.com




.

Ikhlas Tak Harus Beralasan
Oleh :
Farah Adibah



Terik siang itu ditambah beberapa masalah yang hadir tanpa diundang, baik urusan kantor maupun pribadi membuatku tidak semangat, termasuk pekerjaan yang biasanya kusuka, mengitari jalan-jalan kota. Aku bagian dari sebuah keluarga, mengantarkan anak-anak ke sekolah atau sekedar main termasuk tugasku. Walau diawali dengan bismillah, hati ini belum bisa tenang.

Aku berangkat dengan setengah hati. Tak boleh memang, merenung sambil nyetir, tapi itulah yang sedang kulakukan. Tiba-tiba lamunanku dipaksa berhenti, lampu merah itu telah mengundang seorang waria mendekati mobil yang kukendarai. Setengah dongkol ku kibaskan tangan dan tampangku mungkin kusut sekali. Waria itu pergi bersungut-sungut, mungkin sambil memaki karena kulihat bibirnya bergerak tak bersahabat. Begitu juga aku "Uh, pemalas banget sih.. ga punya rasa syukur sama sekali, ngemis pula lagi!" Kata-kata itu mengalir dalam hati tanpa bisa ku rem sama sekali.

Di persimpangan berikutnya, kembali aku terhalang oleh lampu merah. Hatiku masih belum bisa kompromi walau telah banyak doa yang kulantunkan. Hingga akhirnya, ada seorang yang membawa kemoceng menyapukan kemocengnya ke kaca depan mobil. Kembali aku gerah.

Dengan gerakan yang sama seperti kepada waria tadi, kuisyaratkan untuk tidak meneruskan, tapi dia tak peduli. "Ah, biar saja... toh aku ga nyuruh kok!" Hatiku membatin. Ketika dia minta aku untuk membayar atas jasanya, aku pura-pura tidak mendengar. "Toh, aku ga minta kok". Dia pergi tanpa ekpresi.

Lagi, di persimpangan berikutnya .. lampu merah lagi ! Kali ini, dari kejauhan aku melihat dua anak berusia sekitar dua belas tahun menggendong seorang bayi sedang mengemis.

Entah kenapa, hatiku sangat yakin anak dalam gendongan itu bukan bayi mereka atau adik-adik mereka. Betapa teganya orang memperdagangkan anak di bawah umur. Kaca mobil ku turunkan perlahan, ingin mengamati dengan seksama kedua anak tadi. Ada rasa kesian bercampur kesal. Ah, apakah memang sulit sekali untuk hidup? Tiba-tiba sebuah alunan harmonika membuatku tersentak dari lamunan, renungan .. dan semua bisikan hati.

Seorang laik-laki kurus, berbaju kumal sedang melantunkan suara harmonikanya. Tak sadar aku terhanyut.. masalahku seakan melayang bersama alunan harmonikanya. Walaupun gitu, sepeser uang yang diharapkannya tak kunjung ku beri .. karena dari tadi, aku masih mempersoalkan cara mereka mencari nafkah.

Penolakanku dijawabnya dengan senyum sembari berkata "Semoga Allah memudahkan semua urusan Ibu". Suara itu terdengar begitu tulus.. Ketika tanganku berusaha merogoh uang di kantong dia telah berlalu seiring lampu hijau yang menyala. Tetes air mata tiba-tiba meleleh .. Aku menyesal. "Haruskah keikhlasan dibatasi oleh banyak alasan ?" Uang itu masih ku genggam di tangan.

Andai aku bisa kembali dan memberikannya, tapi saat itu tidak mungkin karena jalan yang kulalui satu jalur. Senyum dan doa itu begitu tulus.. Hatiku perih, betapa egoisnya aku, hanya memikirkan masalah yang kuhadadapi. Bagaimana dia ? Mungkin bibirnya sudah penat dari tadi meniup harmonika ditambah rasa haus di terik siang, tapi bibir itu masih lentur digerakkan untuk tersenyum.

Mungkin putera-puterinya sedang menunggu uang yang dikumpulkannya untuk membayar SPP atau mungkin bayinya sedang haus kehabisan susu. Ah..... Sementara aku, masih bisa berleha-leha di sebuah mobil ber-ac. Betapa tidak bersyukurnya aku.

Doanya mungkin diijabah, masalahku seakan terselesaikan begitu saja. "Ya Rabb, ampuni hamba-Mu. Beri aku kesempatan untuk jadi seorang pecinta, seperti cinta yang Kau tebarkan pada seluruh makhluk-Mu."

"Ikhlas itu mencakup dua hal, yaitu menyertakan niat dan membebaskannya dari berbagai noda" (Dr. Yusuf Qhardawy)' ..Demi keuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka." (Q.S Shad [38] : 82-83). Ikhlas tidak dibatasi oleh alasan, karena ikhlas hanya bertujuan untuk mencari keridhaan Allah semata. Semoga aku bisa... ***


manajemenqolbu.com


.

Aku Menyaksikan Tangismu

Dia menelungkup, membenamkan wajahnya pada kedua tangan yang dilipat di atas meja, kemudian menangis tanpa suara. Sesaat hening, samar-samar Raihan bersenandung puji-pujian melalui speaker komputer. Kami bertiga duduk berhadapan dalam sebuah laboratorium kedap suara.

“Kapan kejadiannya?” tanyaku setengah berbisik. Dia mengangkat wajah dan menerima selembar tissue yang disodorkan ikhwan. “Kamis malam” katanya pendek. Bagaimana mungkin? Kemarin dia terlihat ceria seperti biasanya, alangkah pandainya dia menutupi semua kesedihannya, kataku dalam hati.

“Lalu apa yang terjadi?” ikhwan bertanya. “Aku menahan tangan ayah yang sudah mengangkat meja, aku tidak mungkin membiarkan Ibu dipukuli meja kayu.” jawabnya “Kejadiannya cepat, dan aku hilang kontrol, aku tidak bisa menahan diri seperti biasanya, aku akan memukul Ayah, tapi adikku menghalangi Kami, dan menjerit-jerit.” lanjutnya. “Aku ditarik Ibu masuk kamar, Kami berdua mengunci pintu, Ibu menggigil ketakutan, Ayah menggedor-gedor pintu, berteriak-teriak memaki, kemudian berusaha mendobrak masuk., tapi tidak berhasil”.

Dia menghela napas “Ayah mulai memecahkan kaca-kaca, bahkan kaca di atas pintu kamar, pecahannya jatuh menancap hanya satu senti dari tanganku. Ayah lalu berteriak-teriak dan mengancam akan membakar rumah.”

“Apa?” aku dan ikhwan berseru kaget. “Ya, tapi alhamdulillah tiba-tiba nenek datang, beliau langsung menjerit-jerit karena ternyata adikku pingsan, jadi perhatian Ayah langsung teralihkan. Aku dan Ibu akhirnya keluar setelah nenek mengetuk pintu.” Jawabnya, “Tentu saja ayah menyalahkanku karena kejadian ini, dia memaki aku di hadapan saudara-saudaraku yang datang kemudian. Akhirnya adikku siuman jam 6 pagi. Aku pergi kerja setelah didesak Ibu, aku sempat berpesan pada Ibu untuk pergi dari rumah kalau Ayah berusaha menyakitinya lagi”.

“Apa Ayahmu melakukannya lagi?” Tanya ikhwan “Tidak, kemarin dia pergi, entah kemana, mungkin berjudi lagi, Ayah baru pulang larut malam.” Katanya “Ugh menyebalkan” kataku tanpa sadar, “Mestinya Ayahmu diadukan ke Asosiasi Pembelaan Perempuan, biar dipenjara.”

“Yaaa mesalahnya keadaan tidak sesederhana itu kan..” kata ikhwan. Tiba-tiba dia tersenyum, lalu bangkit “Terima kasih ya kalian sudah mendengarkan, terima kasih.” sebelum melangkah ke luar ruangan dia berkata, “ Semoga suatu saat keadaan membaik.”

Aku dan Ikhwan termenung.

Aku memandang gerimis lewat kaca jendela kamar, mengingat kejadian tadi siang. Baru pertama kali aku menyaksikan ia menangis setelah 2 tahun aku berteman dengannya. Aku tidak pernah menyangka bahwa masalah yang ia hadapi begitu berat, sampai ia memutuskan untuk menceritakannya pada diriku dan Ikhwan. Kami bertiga bersahabat baik, hampir sebaya. Tiba-tiba aku menangis, air mataku jatuh satu-satu…

Kata-katanya tadi siang masih terngiang :
Ayahku pemarah.Ayahku dulu sering selingkuh. Sekarang tidak, tapi dia suka berjudi. Dia sering memaki Ibu. Dia sering menyakiti Ibu. Padahal Ibu lah yang bekerja keras. Padahal aku yang membiayai adikku sekolah. Tapi Ayah tetap tidak perduli. Dia tetap menyakiti kami. Dan Ayah mengancam Ibu..

Dia tidak sanggup lagi berkata…lalu dia menangis….dan aku menyaksikan tangisnya..

Sekarang aku mengerti….mengapa dia melewatkan begitu banyak kesempatan kerja di luar kota, padahal gaji yang akan diperoleh lebih dari apa yang telah dia dapatkan di perusahaan tempat kami bekerja… karena dia tidak mungkin meninggalkan Ibunya, dan belum mampu membawa serta Ibunya dengan kondisi keuangan seperti saat ini. Sekarang aku mengerti…mengapa dia menunda untuk menikah, karena saat ini dia hanya ingin mencintai Ibunya..Ibunya yang sudah sebatang kara dan sering disakiti Ayahnya…

Sekarang aku mengerti....mengapa dia begitu peka terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan seorang Ibu..
Sekarang aku mengerti…dia telah mengorbankan semuanya….Untuk melindungi dan memuliakan Ibunya..

Aku teringat jawaban Rasulullah saw saat seorang sahabat bertanya tentang orang yang mesti dimuliakan..”Ibumu..ibumu…ibumu…, setelah itu baru Ayahmu..”

Di luar, gerimis telah menjadi hujan lebat…(Maret 2004, pinka@eramuslim.com)

Untuk sahabatku, semoga Allah melimpahkan kasih sayangNya padamu dan Ibumu…


eramuslim.com

.

Belajar Bersyukur



Seorang Ibu terlihat gusar, setelah melihat tumpukan piring kotor di dapurnya. Semua itu bekas makan siang beberapa orang tamu yang baru saja berkunjung. Bukan karena banyaknya cucian piring, tetapi masih terlihatnya potongan-potongan daging bersisa, belum lagi sisa nasi yang masih menumpuk di piringnya. Ah… padahal untuk menyediakan lauk pauk itu tentu si ibu mesti mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Semua itu demi menjamu tamunya.

Kalau saja para tamu itu hanya memakan daging dan mengambil nasi secukupnya saja, tentu tidak akan ada makanan bersisa di piring kotor. Dan anak-anaknya bisa ikut menikmati sebagian daging utuh lainnya. Melihat sisa potongan daging itu, si Ibu bingung, mau di buang ... sayang... mau di olah lagi… sudah kotor bercampur sisa makanan lain…. tapi Alhamdulillah tetangga sebelah punya kucing… mungkin ini rezeki si kucing.

***

“Jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl:18).

Begitu banyak nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita. Nikmat iman, nikmat sehat, nikmat penghidupan (harta, ilmu, anak, waktu luang, ketentraman, dan lain-lain) serta nikmat-nikmat lain yang tak terkira. Namun dengan sekian banyak nikmat yang Allah berikan seringkali kita lupa dan menjadikan kita makhluk yang sedikit sekali bersyukur, bahkan tidak bersyukur, Na'udzubillahi min dzalik…

Seringkali kita baru menyadari suatu nikmat bila nikmat itu di ambil atau hilang dari siklus hidup kita. Ketika sakit, baru kita ingat semasa sehat, bila kita kekurangan baru kita ingat masa-masa hidup cukup.

Syukur diartikan dengan memberikan pujian kepada yang memberi kenikmatan dengan sesuatu yang telah diberikan kepada kita, berupa perbuatan ma’ruf dalam pengertian tunduk dan berserah diri pada-Nya.

Cobalah kita memikirkan setiap langkah yang kita lakukan. Bila makan tak berlebihan dan bersisa. Bayangkan, di tempat lain begitu banyak orang yang kesulitan dan bekerja keras demi untuk mencari sesuap nasi. Bahkan banyak saudara-saudara kita yang kurang beruntung, mencari makan dari tong-tong sampah. Lantas sedemikian teganyakah kita menyia-nyiakan rezeki makanan yang didapat dengan berbuat mubazir.

Ketika punya waktu luang malah dipergunakan untuk beraktivitas yang tidak bermanfaat bahkan cenderung merugikan orang lain. Kala tubuh sehat, malah lebih banyak dipakai dengan melangkahkan kaki ke tempat tak berguna. Tidak terbayangkah bila nikmat itu hilang dengan datangnya penyakit atau musibah lainnya. Ah... alangkah ruginya… karena semuanya menjadi percuma disebabkan tidak bersyukurnya kita atas nikmat. Bahkan karena sikap-sikap tadi yang didapat hanyalah dosa dan murka-Nya. Na'udzubillah….

Kita harus berusaha mengaktualisasikan rasa syukur kita dari hal-hal yang sederhana. Setiap aktifitas sekecil apapun usahakan untuk selalu sesuai aturan-Nya, selaku pencipta kita. Kerusakan yang sekarang timbul di sekeliling kita tidak lain karena sikap kufur nikmat sebagian dari kita. Bayangkan, negara yang kaya akan sumber daya alam, tetapi sebagian besar rakyatnya miskin.

Untuk itu, tidak ada salahya bila kita mulai dari diri dan keluarga, belajar bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Agar nikmat itu jangan sampai menjadi naqmah (balasan siksa), karena kufur akan nikmat-Nya. Mulailah untuk sering melihat kondisi orang-orang yang berada di bawah kita. Jika sudah, tentulah kita akan lebih banyak mengatakan “Alhamdulillah”. Seperti dalam hadits Rasulullah Saw, ”Perhatikanlah orang yang berada di bawah tingkatanmu (dalam urusan duniawi), dan jangalah kamu memandang kepada orang yang berada di atasmu. Itu lebih layak bagimu supaya kamu tidak menghina pemberian Allah kepadamu.” (HR.Muslim).

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kehilangan nikmat (yang telah Engkau berikan), dari siksa-Mu yang mendadak, dari menurunkannya kesehatan (yang engkau anugrahkan) dan dari setiap kemurkaan-Mu.” (HR. Muslim dari Ibnu Umar).

(Ervin Hidayati/ummu_fatih@yahoo.com)



eramuslim.com

.

Sebatang Sawo Istimewa
Oleh :
Farah Adibah



Kali ini aku tidak akan membahas morfologi atau manfaat sebatang sawo dalam ilmu kesehatan. Sawo kali ini berbeda dengan sawo-sawo yang tumbuh di belahan bumi manapun. Sawo ini hanya tumbuh di pekarangan rumah kami (aku sekeluarga), SEBATANG SAWO ISTIMEWA. Pohon sawo itu telah dua tahun menghiasi pekarangan rumah kami, belum pernah berbuah, padahal dibeli saat sedang berbunga. Rajin berbunga tapi selalu gugur.

Karena kesal, aku marah sambil mengancam “ Dalam waktu setahun ini kamu nggak berbuah, aku akan cabut sampai ke akar-akarmu!”. Omongan ini terus-terusan kulontarkan berbekal sebuah literatur yang pernah kubaca bahwa tumbuh-tumbuhan merespon setiap aktivitas yang terjadi di sekitarnya, termasuk suara.

Mungkin tidak ada kaitannya buah yang muncul pada setiap rantingnya di tahun itu dengan ancamanku, setidaknya sawo itu sekarang berbuah. Tinggi pohonnya tidak sampai dua meter, hingga tidak sukar untuk mengamati perkembangannya. Sampai suatu hari, entah dari mana datangnya ide itu, papa berteriak memanggil kami semuanya. Kemudian berkata, “Kita hom pim pah di setiap sawo yang papa tunjuk, yang menang berarti pemiliknya dan berhak menorehkan nama di sawo itu. Ketika matang nanti, tidak ada seorang pun yang boleh mengambil kecuali pemiliknya.” Terkesan lucu, tapi kami semua sepakat. Persis seperti anak-anak usia sekolah dasar, papa, mama, aku dan tiga orang adikku semangat hom pim pah sampai sawo keenam. Ya ! Enam sawo lengkap dengan nama masing-masing pemiliknya, ditoreh pakai paku.

Beberapa bulan kemudian, terdengar teriakan Ul (adik bungsuku) dari pekarangan “Da If, cepat ke sini, sawomu mataaaang !” memanggil abangnya. Tanpa dikomando, bukan If aja yang datang, semuanya berhamburan serentak. Sawo itu matang abnormal karena besarnya hanya setengah dari sawo berukuran normal. Saking senangnya, sawo mini itu dibagi-bagi enam oleh If dan kami semua menikmatinya. Masing-masing hanya dapat seruas jari, tapi tidak mengurangi kelezatan sawo itu. Sampai akhirnya, sawo milik papa, mama, aku dan dua adikku lainnya matang seluruhnya.. kami begitu sabar menunggu giliran masing-masing.. dan tetap dengan keriangan yang sama. Tidak seorangpun di antara kami yang mendapati sawo miliknya matang dengan mata sendiri. Mama tahu sawonya matang dari aku, dst.

Di sawo keenam, papaku berkata dengan bijak “Papa senang, nilai-nilai kejujuran masih tertanam di keluarga kita. Kalau ada yang berniat untuk berbohong, sebenarnya mudah saja, tinggal ambil dan makan.. kemudian pura-pura tidak tahu, tapi kalian tidak lakukan itu. Lagi-lagi papa bangga, kebersamaan masih tercipta di antara kita, papa yakin sawo itu tidak mengenyangkan pemiliknya karena ukurannya yang sangat kecil .. tetapi tanpa diminta, kalian tetap bahagia membaginya rata. Pertahankanlah, hanya ini benda berharga yang kita punyai, saling menghargai dan tidak pernah kikir untuk berbagi. Papa harap pelajaran dari SEBATANG SAWO ini akan tetap terpatri di hati dan pikiran kalian sekalipun papa dan mama nanti telah tiada.”

Setiap kali ada sawo yang matang tidak pernah ada yang memakannya sendiri… kecuali ada enam sawo matang sekaligus. Ah, kebersamaan itu begitu terasa. Terimakasih Allah.

Sebatang sawo yang tadinya mengesalkan sekarang menjadi begitu berarti. Walaupun dia tidak rajin berbuah, aku tidak pernah berniat lagi untuk memangkasnya, karena dia jadi begitu istimewa… setiap melihatnya, kami selalu teringat dengan pesan papa. Insya Allah, Pa..

“Rabb, kasih sayang ini berasal dari-Mu, tolong kami untuk menjaganya…Jangan biarkan kami menjadi egois, tertipu nafsu dunia”

Aku yakin, banyak cara dari seorang ayah untuk membina kebersamaan keluarganya. Kisah ini hanya satu dari sekian kisah…. Moga bermanfaat.

Wallahu a’lam (fa/mq) © 2003 www.manajemenqolbu.com***

*Sahabat-sahabat, izinkan aku mengagumi papaku. Mohon doanya…

Vila sekpim DT Bandung, 15 Mei 2003

Selengkapnya...

Agar tetap bercahaya di tengah gelap


Ingin Menikah Tetapi Calon Suami Belum Bekerja

Agar Tetap Bercahaya di Tengah Gelap




Berbaur dengan orang lain bukan tanpa resiko. Itu sebabnya Rasulullah saw lebih memuji orang yang mau berbaur dengan masyarakat dan mampu bersabar atas resiko dan kesulitan-kesulitannya, ketimbang orang yang tak mau berbaur dan tak mampu bersabar. Jadi syaratnya jelas, sabar.


Tanpa sabar bukan mustahil perbauran justru mendatangkan akibat negatif.Orang yang tidak sabar, bukannya mampu memberi warna dan pengaruh pada orang lain, tapi dikhawatirkan justru ia terbawa dan terwarnai oleh lingkungannya.


Dan kesabaran tak mungkin berdiri sendiri. Ada perangkat lain yang dibutuhkan agar seseorang mampu bertahan dan bersabar menghadapi berbagai gejolak dan resiko dari berbaur.

Pertama, memelihara niat ikhlas. Fondasi ikhlas yang kokoh takkan mampu menggoyahkan pemiliknya ketika ia harus menghadapi situasi sulit akibat dari kebenaran yang ia lakukan. Hidup berbaur dengan tetap mempertahankan identitas dan prinsip pasti menghadapi banyak tantangan. Bukan saja tantangan yang sifatnya menekan atau menghalangi, tapi juga tantangan yang datang dari pintu rayuan dan godaan. Disinilah keikhlasannya diuji. Karenanya, keikhlasan menjadi faktor terpenting untuk bisa menjadi pribadi yang kuat bertahan dengan prinsip dalam berbaur.

Kedua, meningkatkan ilmu pengetahuan. Seorang muslim dimanapun mempunyai misi. Sebuah misi harus diiringi dengan wawasan muatan pesan yang dibawanya. Wawasan ilmu dalam hal ini mencakup ilmu syariat yang berkait langsung dalam kehidupan masyarakat. Kekurangan bekal ilmu dapat menyebabkan seseorang terlalu mempermudah atau mempersulit masalah. Seorang muslim harus mengetahui batas keluasan dan keluwesan Islam. Sampai dimana batas-batas yang bisa ditolerir oleh syariat dan dimana batas-batas yang tidak dapat ditolerir. Rasulullah saw bersabda, “Berilah kabar gembira dan jangan menceraiberaikan. Permudahlah, jangan mempersulit.”

Ketiga, menjaga keteladanan dalam perilaku. Hal ini penting, karena umumnya masyarakat tidak terlalu tertarik pada uraian kata berupa nasihat atau wejangan. Mereka akan simpatik justru pada sikap dan perilaku baik yang langsung mereka lihat. Para ulama dakwah kerap mengumandangkan prinsip, “Ashlih nafsaka wad’u ghairaka,” atau perbaiki dirimu baru seru orang lain. Ini adalan tuntutan dalam syariat Islam.

Keempat, jangan lupa untuk selalu menjaga dan meningkatkan kualitas hubungan dengan komunitas orang-orang shalih. Hal ini penting agar jiwa kita tetap memperoleh suplai semangat dan penyegaran saat bertemu dengan mereka. Rutinitas ini bahkan harus semakin ditingkatkan saat kita menghadapi banyak permasalahan dalam hidup.

Kelima, memahami pedoman dan tahapan dakwah. Kewajiban Islam itu bertingkat-tingkat. Sebagaimana kemungkaran juga bertingkat-tingkat. Diperlukan start tertentu yang berbeda-beda dalam mengadakan pembenahan. Suatu pola yang berhasil diterapkan pada seseorang, belum tentu bisa diterapkan pada orang lain. Selain pola pendekatan yang khas, seorang muslim seharusnya meyakini bahwa sebuah perubahan selalu memerlukan waktu. Sehingga, seorang muslim tidak akan mudah kecewa atau merasa gagal terhadap upaya perbaikan yang dilakukannya.

Keenam, memahami seni bergaul dengan orang lain. Berbaur dan berinteraksi dengan manusia tidak mudah karena masing-masing mereka memerlukan pendekatan tersendiri, sesuai dengan karakternya.

Ketujuh, perluas dan perbanyaklah pengalaman (tajribah). Aspek ini mempunyai pengaruh besar dalam membentuk pribadi yang bijaksana dalam berbaur dengan orang lain. Orang yang memiliki pergaulan luas, dari sisi syariat ilmunya lebih bermanfaat dan dakwahnya akan lebih cepat diterima karena ia telah menempatkan diri sesuai kondisi. Pengalamanlah yang akan memunculkan potensi, menambah kearifan dan kesabaran.



Maroji’ : Tarbawi

Selengkapnya...
Selengkapnya...
Curug ciparay dipagi hari
Selengkapnya...

Foto Rihlah Halaqoh


Selengkapnya...

Tausiah


6 Persimpangan

Abu Bakar r.a. berkata, :

Sesungguhnya iblis berdiri di depanmu, jiwa di sebelah kananmu, nafsu di sebelah kirimu, dunia di sebelah belakangmu dan semua anggota tubuhmu berada di sekitar tubuhmu. Sedangkan Allah di atasmu.

Sementara iblis terkutuk mengajakmu meninggalkan agama, jiwa mengajakmu ke arah maksiat, nafsu mengajakmu memenuhi syahwat, dunia mengajakmu supaya memilihnya dari akhirat dan anggota tubuh menagajakmu melakukan dosa. Dan Tuhan mengajakmu masuk Syurga serta mendapat keampunan-Nya, sebagaimana firmannya yang bermaksud, "....Dan Allah mengajak ke Syurga serta menuju keampunan-Nya..."

Siapa yang memenuhi ajakan iblis, maka hilang agama dari dirinya.

Sesiapa yang memenuhi ajakan jiwa, maka hilang darinya nilai nyawanya.

Sesiapa yang memenuhi ajakan nafsunya, maka hilanglah akal dari dirinya.

Siapa yang memenuhi ajakan dunia, maka hilang akhirat dari dirinya.

Dan siapa yang memenuhi ajakan anggota tubuhnya, maka hilang syurga dari dirinya.

Dan siapa yang memenuhi ajakan Allah S.W.T., maka hilang dari dirinya semua kejahatan dan ia memperolehi semua kebaikan.

Iblis adalah musuh manusia, sementara manusia adalah sasaran iblis. Oleh itu, manusia hendaklah sentiasa berwaspada sebab iblis sentiasa melihat tepat pada sasarannya.

sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa

10 Wasiat Allah kepada Nabi Musa as


Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan kepada sanadnya dari Jabir bin Abdillah r.a. berkata Rasulullah S.A.W bersabda : "Allah S.W.T. telah memberikan kepada Nabi Musa bin Imran a.s. dalam alwaah 10 bab :

Wahai Musa jangan menyekutukan aku dengan suatu apa pun bahwa aku telah memutuskan bahwa api neraka akan menyambar muka orang-orang musyrikin.

Taatlah kepada-Ku dan kedua orang tuamu nescaya Aku peliharamu dari sebarang bahaya dan akan Aku lanjutkan umurmu dan Aku hidupkan kamu dengan penghidupan yang baik.

Jangan sekali-kali membunuh jiwa yang Aku haramkan kecuali dengan hak nescaya akan menjadi sempit bagimu dunia yang luas dan langit dengan semua penjurunya dan akan kembali engkau dengan murka-Ku ke dalam api neraka.

Jangan sekali-kali sumpah dengan nama-Ku dalam dusta atau durhaka sebab Aku tidak akan membersihkan orang yang tidak mensucikan Aku dan tidak mengagung-agungkan nama-Ku.

Jangan hasad dengki dan irihati terhadap apa yang Aku berikan kepada orang-orang, sebab penghasut itu musuh nikmat-Ku, menolak kehendak-Ku, membenci kepada pembahagian yang Aku berikan kepada hamba-hamba-Ku dan sesiapa yang tidak meninggalkan perbuatan tersebut, maka bukan daripada-Ku.

Jangan menjadi saksi terhadap apa yang tidak engkau ketahui dengan benar-benar dan engkau ingati dengan akalmu dan perasaanmu sebab Aku menuntut saksi-saksi itu dengan teliti atas persaksian mereka.

Jangan mencuri dan jangan berzina isteri jiran tetanggamu sebab nescaya Aku tutup wajah-Ku daripadamu dan Aku tutup pintu-pintu langit daripadanya.

Jangan menyembelih korban untuk selain dari-Ku sebab Aku tidak menerima korban kecuali yang disebut nama-Ku dan ikhlas untuk-Ku.

Cintailah terhadap sesama manusia sebagaimana yang engkau suka terhadap dirimu sendiri.

Jadikan hari Sabtu itu hari untuk beribadat kepada-Ku dan hiburkan anak keluargamu. Kemudian Rasulullah S.A.W bersabda lagi : "Sesungguhnya Allah S.W.T menjadikan hari Sabtu itu hari raya untuk Nabi Musa a.s. dan Allah S.W.T memilih hari Juma'at sebagai hari raya untukku."

sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa



Al-Quran Sebagai Pembela


Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari Al-Qur'an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur'an."

Telah bersabda Rasulullah S.A.W :

Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya. Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, "Kenalkah kamu kepadaku?"

Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?"

Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari."

Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu Al-Qur'an?"

Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.

Pada kedua ayah dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : "Dari manakah kami memperolehi ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?"

Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua kerana anak kamu telah mempelajari Al-Qur'an."

sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa


Arak Puncak Segala Kejahatan


Dosa manakah, minum minuman yang memabukkan, berzina atau membunuh. Itulah teka-teki sebagai inti khutbah Khalifah Ustman bin Affan r.a. seperti yang diriwayatkan oleh Az-Zuhriy, dalam khutbah Ustman itu mengingatkan umat agar berhati-hati terhadap minuman khamr atau arak. Sebab minuman yang memabukkan itu sebagai pangkal perbuatan keji dan sumber segala dosa.

Dulu hidup seorang ahli ibadah yang selalu tekun beribadah ke masjid, lanjut khutbah Khalifah Ustman. Suatu hari lelaki yang soleh itu berkenalan dengan seorang wanita cantik.

Kerana sudah terjatuh hati, lelaki itu menurut saja ketika disuruh memilih antara tiga permintaannya, tentang kemaksiatan. Pertama minum khamr, kedua berzina dan ketiga membunuh bayi. Mengira minum arak dosanya lebih kecil daripada dua pilihan lain yang diajukan wanita pujaan itu, lelaki soleh itu lalu memilih minum khamr.

Tetapi apa yang terjadi, dengan minum arak yang memabukkan itu malah dia melanggar dua kejahatan yang lain. Dalam keadaan mabuk dan lupa diri, lelaki itu menzinai pelacur itu dan membunuh bayi di sisinya.

"Kerana itulah hindarilah khamr, kerana minuman itu sebagai biang keladi segala kejahatan dan perbuatan dosa. Ingatlah, iman dengan arak tidak mungkin bersatu dalam tubuh manusia. Salah satu di antaranya harus keluar. Orang yang mabuk mulutnya akan mengeluarkan kata-kata kufur, dan jika menjadi kebiasaan sampai akhir ayatnya, ia akan kekal di neraka."



sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa


Awan Mengikuti Orang yang Bertaubat

Diriwayatkan bahwa seorang tukang jagal terpesona kepada budak tetangganya.

Suatu saat gadis itu mendapatkan tugas menyelesaikan urusan keluarganya di desa lain. Si tukang jagal lalu mengikutinya dari belakang sampai akhirnya berhasil menemukannya.

Si tukang jagal lalu memanggil gadis itu dan mengajaknya menikmati kesempatan langka dan indah itu. Tetapi gadis itu menjawab, "Jangan lakukan. Meskipun sangat mencintaimu, aku sangat takut kepada Allah."

Mendengar jawapan itu, si tukang jagal merasa dunia berputar. Kerana menyesal dan sedar hatinya gemetar, tenggoroknya kering dan hatinya semakin berdebar, dia lalu berkata, "Kau takut kepada Allah sedangkan aku tidak."

Dia pulang sambil bertaubat. Di jalan ia diserang haus dan nyaris mati. Ia kemudian bertemu seorang soleh. Mereka berjalan bersama.

Mereka melihat gumpalan awan berjalan menaungi mereka berdua sampai mereka masuk ke sebuah desa. Mereka berdua yakin bahwa awan itu untuk orang yang soleh. Kemudian mereka berpisah di desa tersebut. Awan itu ternyata condong dan terus menaungi si tukang jagal itu sampai dia tiba di rumahnya.

Orang soleh tadi heran melihat kenyataan ini. Dia lalu mengikuti tukang jagal tadi lantas bertanya kepadanya dan dijawabnya juga di tempat itu. Maka laki-laki soleh itu berkata, "Janganlah heran terhadap apa yang kau lihat, kerana orang yang bertaubat kepada Allah itu berada di suatu tempat yang tak seorang pun berada di situ."


sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa


Batu-batu yang Aneh

Dalam sebuah hadis menceritakan, pada zaman dahulu ada seorang lelaki wukuf di Arafah. Dia berhenti di lapangan luas itu. Pada waktu itu orang sedang melakukan ibadat haji. Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang sangat penting.

Rupanya lelaki itu tadi masih belum mengenali Islam dengan lebih mendalam. Masih dalam istilah 'muallaf'. Semasa dia berada di situ, dia telah mengambil tujuh biji batu lalu berkata pada batu itu :

"Hai batu-batu, saksikanlah olehmu bahwa aku bersumpah bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu pesuruh Allah."

Setelah dia berkata begitu dia pun tertidur di situ. Dia meletakkan ketujuh-tujuh batu itu di bawah kepalanya.

Tidak lama kemudian dia bermimpi seolah-olah telah datang kiamat. Dalam mimpi itu jyga dia telah diperiksa segala dosa-dosa dan pahalanya oleh Tuhan. Setelah selesai pemeriksaan itu ternyata dia harus masuk ke dalam neraka. Maka dia pun pergi ke neraka dan hendak memasuki salah satu daripada pintu-pintunya.

Tiba-tiba seketika batu kecil yang dikumpulnya tadi datang dekat pintu neraka tersebut. Malaikat azab telah berada di situ. Semua malaikat itu berusaha memasukkannya ke pintu neraka tersebut. Tapi mereka tidak sanggup rupanya. Kemudian dia pun pergi ke pintu lain. Para malaikat itu tetap berusaha hendak memasukkannya ke dalam neraka tapi tidak berjaya kerana batu mengikut ke mana saja dia pergi.

Akhirnya habislah ketujuh pintu neraka didatanginya. Para malaikat yang bertindak akan menyiksa orang-orang yang masuk neraka berusaha sekuat tenaga untuk memasukkan lelaki itu ke dalam neraka tetapi tidak berjaya.

Sampai di pintu neraka nomor tujuh, neraka itu tidak mahu menerimanya kerana ada batu yang mengikutinya. Ketujuh-tujuh batu itu seolah-olah membentengi lelaki itu daripada memasuki neraka. Kemudian dia naik ke Arasy di langit yang ketujuh. Di situlah Allah berfirman yang bermaksud :

"Wahai hambaku, aku telah menyaksikan batu-batu yang engkau kumpulkan di padang Arafah. Aku tidak akan menyia-nyiakan hakmu. Bagaimana aku akan menyia-nyiakan hakmu sedangkan aku telah menyaksikan bunyi 'syahadat' yang engkau ucapkan itu. Sekarang masuklah engkau ke dalam syurga."

Sebaik saja dia menghampiri pintu syurga itu, tiba-tiba pintu syurga itupun terbuka lebar. Rupanya kunci syurga itu adalah kalimat syahadat yang diucapkannya dahulu.


sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa

Berkah Membaca Bismillah

Ada seorang perempuan tua yang taat beragama, tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mahu mengerjakan kewajipan agama dan tidak mahu berbuat kebaikan.

Perempuan itu sentiasa membaca Bismillah setiap kali hendak bercakap dan setiap kali dia hendak memulakan sesuatu sentiasa didahului dengan Bismillah. Suaminya tidak suka dengan sikap isterinya dan sentiasa memperolok-olokkan isterinya. Suaminya berkata sambil mengejak, "Asyik Bismillah, Bismillah. Sekejap-sekejap Bismillah."

Isterinya tidak berkata apa-apa sebaliknya dia berdoa kepada Allah S.W.T. supaya memberikan hidayah kepada suaminya. Suatu hari suaminya berkata : "Suatu hari nanti akan aku buat kamu kecewa dengan bacaan-bacaanmu itu."

Untuk membuat sesuatu yang memeranjatkan isterinya, dia memberikan wang yang banyak kepada isterinya dengan berkata, "Simpan duit ini." Isterinya mengambil duit itu dan menyimpan di tempat yang selamat, di samping itu suaminya telah melihat tempat yang disimpan oleh isterinya. Kemudian dengan senyap-senyap suaminya itu mengambil duit tersebut dan mencampakkan beg duit ke dalam perigi di belakang rumahnya.

Setelah beberapa hari kemudian suaminya itu memanggil isterinya dan berkata, "Berikan padaku wang yang aku berikan kepada engkau dahulu untuk disimpan."

Kemudian isterinya pergi ke tempat dia menyimpan duit itu dan diikuti oleh suaminya dengan berhati-hati dia menghampiri tempat dia menyimpan duit itu dia membuka dengan membaca, "Bismillahirrahmanirrahiim." Ketika itu Allah S.W.T. menghantar malaikat Jibril A.S. untuk mengembalikan beg duit dan menyerahkan duit itu kepada suaminya kembali.

Alangkah terperanjat suaminya, dia berasa bersalah dan mengaku segala perbuatannya kepada isterinya, ketika itu juga dia bertaubat dan mula mengerjakan perintah Allah, dan dia juga membaca Bismillah apabila dia hendak memulakan sesuatu kerja.


sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa


Do'a Rasul yang Ditolak

'Amir bin Said dari bapanya berkata bahwa : "Satu hari Rasulullah S.A.W telah datang dari daerah berbukit. Apabila Rasulullah S.A.W sampai di masjid Bani Mu'awiyah lalu beliau masuk ke dalam masjid dan menunaikan solat dua rakaat. Maka kami pun turut solat bersama dengan Rasulullah S.A.W.

Kemudian Rasulullah S.A.W berdoa dengan doa yang agak panjang kepada Allah S.W.T : Setelah selesai beliau berdoa maka Rasulullah S.A.W pun berpaling kepada kami lalu bersabda yang bermaksud : "Aku telah bermohon kepada Allah S.W.T tiga perkara, dalam tiga perkara itu cuma dia memperkenankan dua perkara saja dan satu lagi ditolak.

Aku telah bermohon kepada Allah S.W.T supaya ia tidak membinasakan umatku dengan musim susah yang berpanjangan. Permohonanku ini diperkenankan oleh Allah S.W.T.

Aku telah bermohon kepada Allah S.W.T supaya umatku ini jangan dibinasakan dengan bencana tenggelam (seperti banjir besar yang telah melanda umat Nabi Nuh s.a). Permohonanku ini telah diperkenankan oleh Allah S.W.T.

Aku telah bermohon kepada Allah S.W.T supaya umatku tidak dibinasakan kerana pergaduhan sesama mereka (peperangan, pergaduhan antara sesama Islam). Tetapi permohonanku telah tidak diperkenankan (telah ditolak).

Apa yang kita lihat hari ini ialah negara-negara Islam sendiri bergaduh antara satu sama lain, hari ini orang Islam bergaduh sesama sendiri, orang kafir menepuk tangan dari belakang, apakah ini cantik kita melihatnya ?

sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa

























.


Kasih Sayang Allah

Seorang lelaki dikenal sangat giat beribadah. Sayangnya ia selalu membuat orang menjadi putus asa terhadap kasih sayang Allah. Hal itu dilakukan sampai ia menemukan ajalnya.

Dalam riwayat itu dikatakan, setelah lelaki itu mati lalu menuntut kepada Tuhan dari kekhusyukan ibadahnya selama di dunia, "Tuhanku, apakah kebahagiaanku di sisi-Mu?"

"Neraka," jawab Allah.

"Tuhan, lalu di mana balasan dari kerajinan ibadahku?" tanya lelaki itu keheranan.

"Bagaimana boleh. Di dunia engkau selalu membuat orang berputus asa terhadap kasih-sayang-Ku, maka hari ini Aku juga membuat engkau putus asa terhadap kasih sayang-Ku," jawab Allah.



sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa






























.


Meninggalkan Bohong

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Luqman Hakim, menceritakan pada suatu hari ada seorang telah datang berjumpa dengan Rasulullah S.A.W. kerana hendak memeluk agama Islam.

Sesudah mengucapkan dua kalimah syahadat, lelaki itu lalu berkata : "Ya Rasulullah. Sebenarnya hamba ini selalu saja berbuat dosa dan payah hendak meninggalkannya."

Maka Rasulullah menjawab : "Mahukah engkau berjanji bahwa engkau sanggup meninggalkan cakap bohong?"

"Ya, saya berjanji" jawab lelaki itu singkat. Selepas itu, dia pun pulanglah ke rumahnya.

Menurut riwayat, sebelum lelaki itu memeluk agama Islam, dia sangat terkenal sebagai seorang yang jahat. Kegemarannya hanyalah mencuri, berjudi dan meminum minuman keras. Maka setelah dia memeluk agama Islam, dia sedaya upaya untuk meninggalkan segala keburukan itu. Sebab itulah dia meminta nasihat dari Rasulullah S.A.W.

Dalam perjalanan pulang dari menemui Rasulullah S.A.W. lelaki itu berkata di dalam hatinya : "Berat juga aku hendak meninggalkan apa yang dikehendaki oleh Rasulullah itu."

Maka setiap kali hatinya terdorong untk berbuat jahat, hati kecilnya terus mengejek. "Berani engkau berbuat jahat. Apakah jawapan kamu nanti apabila ditanya oleh Rasulullah. Sanggupkah engkau berbohong kepadanya" bisik hati kecil. Setiap kali dia berniat hendak berbuat jahat, maka dia teringat segala pesan Rasulullah S.A.W. dan setiap kali pulalah hatinya berkata : "Kalau aku berbohong kepada Rasulullah bererti aku telah mengkhianati janjiku padanya. Sebaliknya jika aku bercakap benar bererti aku akan menerima hukuman sebagai orang Islam. Oh Tuhan....sesungguhnya di dalam pesanan Rasulullah itu terkandung sebuah hikmah yang sangat berharga."

Setelah dia berjuang dengan hawa nafsunya itu, akhirnya lelaki itu berjaya di dalam perjuangannya menentang kehendak nalurinya. Menurut hadis itu lagi, sejak dari hari itu bermula babak baru dalam hidupnya. Dia telah berhijrah dari kejahatan kepada kemuliaan hidup seperti yang digariskan oleh Rasulullah S.A.W. Hingga ke akhirnya dia telah berubah menjadi mukmin yang soleh dan mulia.


sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa









.
Pahala yang Mengalir


Dari Anas r.a. berkata bahwa ada tujuh macam pahala yang dapat diterima seseorang itu selepas matinya.

Sesiapa yang mendirikan masjid maka ia tetap pahalanya selagi masjid itu digunakan oleh orang untuk beramal ibadat di dalamnya.

Sesiapa yang mengalirkan air sungai selagi ada orang yang minum daripadanya.

Sesiapa yang menulis mushaf ia akan mendapat pahala selagi ada orang yang membacanya.

Orang yang menggali perigi selagi ada orang yang menggunakannya.

Sesiapa yang menanam tanam-tanaman selagi ada yang memakannya baik dari manusia atau burung.

Mereka yang mengajarkan ilmu yang berguna selama ia diamalkan oleh orang yang mempelajarinya.

Orang yang meninggalkan anak yang soleh yang mana ianya selalu mendoakan kedua orang tuanya dan beristighfar baginya

yakni anak yang selalu diajari ilmu Al-Qur'an maka orang yang mengajarnya akan mendapat pahala selagi anak itu mengamalkan ajaran-ajarannya tanpa mengurangi pahala anak itu sendiri.

Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah S.A.W. telah bersabda : "Apabila telah mati anak Adam itu, maka terhentilah amalnya melainkan tiga macam :

Sedekah yang berjalan terus (Sedekah Amal Jariah)

Ilmu yang berguna dan diamalkan.

Anak yang soleh yang mendoakan baik baginya.


sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa








.
Penciptaan Akal dan Nafsu


Dalam sebuah kitab karangan 'Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyi, seorang ulama yang hidup dalam abad ke XIII Hijrah, menerangkan bahwa sesungguhnya Allah S.W.T telah menciptakan akal, maka Allah S.W.T telah berfirman yang bermaksud : "Wahai akal mengadaplah engkau."

Maka akal pun mengadap kehadapan Allah S.W.T., kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Wahai akal berbaliklah engkau!", lalu akal pun berbalik.

Kemudian Allah S.W.T. berfirman lagi yang bermaksud : "Wahai akal! Siapakah aku?". Lalu akal pun berkata, "Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang daif dan lemah."

Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Wahai akal tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau."

Setelah itu Allah S.W.T menciptakan nafsu, dan berfirman kepadanya yang bermaksud : "Wahai nafsu, mengadaplah kamu!".

Nafsu tidak menjawab sebaliknya mendiamkan diri. Kemudian Allah S.W.T berfirman lagi yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."

Setelah itu Allah S.W.T menyiksanya dengan neraka jahim selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?".

Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."

Lalu Allah S.W.T menyiksa nafsu itu dalam neraka Juu' selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan maka Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?".

Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata, " Aku adalah hamba-Mu dan Kamu adalah tuhanku."

Dalam kitab tersebut juga diterangkan bahwa dengan sebab itulah maka Allah S.W.T mewajibkan puasa. Dalam kisah ini dapatlah kita mengetahui bahwa nafsu itu adalah sangat jahat oleh itu hendaklah kita mengawal nafsu itu, jangan biarkan nafsu itu mengawal kita, sebab kalau dia yang mengawal kita maka kita akan menjadi musnah.



sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa






.
Percakapan Nabi Musa dengan Tuhan


Musa A.S : Oh Tuhan, ajarilah kami sesuatu yang dapat kami pakai untuk berzikir dan berdo'a kepada Engkau.

Tuhan: Ucapkan, Laa Ilaaha Illlallaah hai Musa.

Musa A.S: Oh Tuhan, semua hamba-Mu telah mengucapkan kalimat itu.

Tuhan: Hai Musa, andaikan langit yang tujuh berserta seluruh penghuninya selain Aku, dan bumi yang tujuh ditimbang dengan Laa Ilaaha Illallaah, nescaya masih berat Laa Ilaaha Illallaah.

Kata Hikmah :

Kisah ini diambil dari hadis Nabi S.A.W yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Al-Hakim dari Abi Sa'id Al-Khud riyyi r.a.

Nilai Laa Ilaaha Illallaah lebih hebat daripada langit, bumi dan seluruh penghuninya.

Langit itu berpenghuni.

Bumi itu tujuh lapis sebagaimana langit.

Seutama-utama zikir adalah Laa Ilaaha Illallaah.



sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa





















.
Wasiat Allah Kepada Rasulullah


Nabi S.A.W., "Pada waktu malam saya diisrakkan sampai ke langit, Allah S.W.T telah memberikan lima wasiat, antaranya :

Janganlah engkau gantungkan hatimu kepada dunia kerana sesungguhnya Aku tidak menjadikan dunia ini untuk engkau.

Jadikan cintamu kepada-Ku sebab tempat kembalimu adalah kepada-Ku.

Bersungguh-sungguhlah engkau mencari syurga.

Putuskan harapan dari makhluk kerana sesungguhnya mereka itu sedikitpun tidak ada kuasa di tangan mereka.

Rajinlah mengerjakan sembahyang tahajjud kerana sesungguhnya pertolongan itu berserta qiamullail.

Ibrahim bin Adham berkata, "Telah datang kepadaku beberapa orang tetamu. Saya berkata kepada mereka, berikanlah nasihat yang berguna kepada saya, yang akan membuat saya takut kepada Allah S.W.T.

Lalu mereka berkata, "Kami wasiatkan kepada kamu 7 perkara, yaitu :

Orang yang banyak bicaranya janganlah kamu harapkan sangat kesedaran hatinya.

Orang yang banyak makan janganlah kamu harapkan sangat kata-kata himat darinya.

Orang yang banyak bergaul dengan manusia janganlah kamu harapkan sangat kemanisan ibadahnya.

Orang yang cinta kepada dunia janganlah kamu harapkan sangat khusnul khatimahnya.

Orang yang bodoh janganlah kamu harapkan sangat akan hidup hatinya.

Orang yang memilih berkawan dengan orang yang zalim janganlah kamu harapkan sangat kelurusan agamanya.

Orang yang mencari keredhaan manusia janganlah harapkan sangat akan keredhaan Allah daripadanya."


sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa












Sholat yang Tidak Diterima


Rasulullah S.A.W. telah bersabda yang bermaksud :

"Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara solat, maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya." (Tabyinul Mahaarim)

Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa : "10 orang solatnya tidak diterima oleh Allah S.W.T, antaranya :

Orang lelaki yang solat sendirian tanpa membaca sesuatu.

Orang lelaki yang mengerjakan solat tetapi tidak mengeluarkan zakat.

Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.

Orang lelaki yang melarikan diri.

Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya (Taubat).

Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.

Orang perempuan yang mengerjakan solat tanpa memakai tudung.

Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.

Orang-orang yang suka makan riba'.

Orang yang solatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar."

Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : "Barang siapa yang solatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya solatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh dari Allah."

Hassan r.a berkata : "Kalau solat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan solat. Dan pada hari kiamat nanti solatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk."



sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa




.


Suara Syetan Penggoda

SHEIKH ABDUL QADIR JAILANI adalah seorang alim ulama dan ahli sufi yang cukup dikenali keutamaan dan kemuliaan ilmunya di kalangan umar Islam. Kerana sikapnya yang warak atau dekat dengan Allah, banyak pengikutnya yang berlebih-lebihan memuliakannya. Diceritakan suatu hari Sheikh Abdul Qadir jailani berjalan merantau seorang diri. Dalam mengharungi padang pasir yang panas terik itu ia merasa kehausan. Tiba-tiba ia melihat sebuah bejana dari perak melayang di udara lalu perlahan-lahan turun kepadanya diselimuti awan di atasnya.

Saat itu diceritakan terdengar suara ghaib di angkasa : "Hai Abdul Qadir, minumlah isi bejana ini. Hari ini kami telah menghalalkan kamu makan dan minum semua yang selama ini aku haramkan . Dan telah kugugurka semua kewajipan untukmu." Bunyi suara ghaib itu.

Sebagai orang yang arif, Abdul Qadir cukup tahu bahwa suara ghaib yang menyerupai wahyu itu cuma syaitan yang menggoda keteguhan imannya. Maka marahlah ia dan berkata : "Hai mal'un beredarlah engkau dari sini. Sesungguhnya aku tiada lebih mulia dibandingkan dengan Nabi Muhammad S.A.W di sisi Allah Taala. Kepada Rasulullah saja tidak mungkin berlaku ketentuan semacam itu. Barang yang diharamkan Allah selamanya tetap haram, dan kewajipan hamba kepadanya tidak pernah digugurkan termasuk pada diriku." Ujarnya tegas.



sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa


























.


Keutamaan Bersholawat

Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa, "Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S. telah berkata kepadaku.

Berkata Jibril A.S. : "Wahai Rasulullah, barang siapa yang membaca selawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar."

Berkata pula Mikail A.S. : "Mereka yang berselawat ke atas kamu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu."

Berkata pula Israfil A.S. : "Mereka yang berselawat kepadamu akan aku sujud kepada Allah S.W.T dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah S.W.T mengampuni orang itu."

Malaikat Izrail A.S pula berkata : "Bagi mereka yang berselawat ke atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi-nabi."

Apakah kita tidak cinta kepada Rasulullah S.A.W.? Para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang berselawat ke atas Rasulullah S.A.W.

Dengan kisah yang dikemukakan ini, kami harap para pembaca tidak akan melepaskan peluang untuk berselawat ke atas junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah, Rasul dan para malaikat.



sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa


Gurau dan Canda Rasulullah SAW

Rasulullah SAW bergaul dengan semua orang. Baginda menerima hamba, orang buta, dan anak-anak. Baginda bergurau dengan anak kecil, bermain-main dengan mereka, bersenda gurau dengan orang tua. Akan tetapi Baginda tidak berkata kecuali yang benar saja.

Suatu hari seorang perempuan datang kepada beliau lalu berkata,
"Ya Rasulullah! Naikkan saya ke atas unta", katanya.
"Aku akan naikkan engkau ke atas anak unta", kata Rasulullah SAW.
"Ia tidak mampu", kata perempuan itu.
"Tidak, aku akan naikkan engkau ke atas anak unta".
"Ia tidak mampu".
Para sahabat yang berada di situ berkata,
"bukankah unta itu juga anak unta?"

Datang seorang perempuan lain, dia memberitahu Rasulullah SAW,
"Ya Rasulullah, suamiku jatuh sakit. Dia memanggilmu".
"Semoga suamimu yang dalam matanya putih", kata Rasulullah SAW.
Perempuan itu kembali ke rumahnya. Dan dia pun membuka mata suaminya. Suaminya bertanya dengan keheranan, "kenapa kamu ini?".
"Rasulullah memberitahu bahwa dalam matamu putih", kata istrinya menerangkan. "Bukankah semua mata ada warna putih?" kata suaminya.

Seorang perempuan lain berkata kepada Rasulullah SAW,
"Ya Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar aku dimasukkan ke dalam syurga". "Wahai ummi fulan, syurga tidak dimasuki oleh orang tua".
Perempuan itu lalu menangis.
Rasulullah menjelaskan, "tidakkah kamu membaca firman Allah ini,

Serta kami telah menciptakan istri-istri mereka dengan ciptaan istimewa, serta kami jadikan mereka senantiasa perawan (yang tidak pernah disentuh), yang tetap mencintai jodohnya, serta yang sebaya umurnya".

Para sahabat Rasulullah SAW suka tertawa tapi iman di dalam hati mereka bagai gunung yang teguh. Na'im adalah seorang sahabat yang paling suka bergurau dan tertawa. Mendengar kata-kata dan melihat gelagatnya, Rasulullah turut tersenyum.


sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa

.
Pahlawan Neraka


Suatu hari satu pertempuran telah berlaku di antara pihak Islam dengan pihak Musyrik. Kedua-dua belah pihak berjuang dengan hebat untuk mengalahkan antara satu sama lain. Tiba saat pertempuran itu diberhentikan seketika dan kedua-dua pihak pulang ke markas masing-masing.

Di sana Nabi Muhammad S.A.W dan para sahabat telah berkumpul membincangkan tentang pertempuran yang telah berlaku itu. Peristiwa yang baru mereka alami itu masih terbayang-bayang di ruang mata. Dalam perbincangan itu, mereka begitu kagum dengan salah seorang dari sahabat mereka iaitu, Qotzman. Semasa bertempur dengan musuh, dia kelihatan seperti seekor singa yang lapar membaham mangsanya. Dengan keberaniannya itu, dia telah menjadi buah mulut ketika itu.

"Tidak seorang pun di antara kita yang dapat menandingi kehebatan Qotzman," kata salah seorang sahabat.

Mendengar perkataan itu, Rasulullah pun menjawab, "Sebenarnya dia itu adalah golongan penduduk neraka."

Para sahabat menjadi heran mendengar jawapan Rasulullah itu. Bagaimana seorang yang telah berjuang dengan begitu gagah menegakkan Islam boleh masuk dalam neraka. Para sahabat berpandangan antara satu sama lain apabila mendengar jawapan Rasulullah itu.

Rasulullah sedar para sahabatnya tidak begitu percaya dengan ceritanya, lantas baginda berkata, "Semasa Qotzman dan Aktsam keluar ke medan perang bersama-sama, Qotzman telah mengalami luka parah akibat ditikam oleh pihak musuh. Badannya dipenuhi dengan darah. Dengan segera Qotzman meletakkan pedangnya ke atas tanah, manakala mata pedang itu pula dihadapkan ke dadanya. Lalu dia terus membenamkan mata pedang itu ke dalam dadanya."

"Dia melakukan perbuatan itu adalah kerana dia tidak tahan menanggung kesakitan akibat dari luka yang dialaminya. Akhirnya dia mati bukan kerana berlawan dengan musuhnya, tetapi membunuh dirinya sendiri. Melihatkan keadaannya yang parah, ramai orang menyangka yang dia akan masuk syurga. Tetapi dia telah menunjukkan dirinya sebagai penduduk neraka."

Menurut Rasulullah S.A.W lagi, sebelum dia mati, Qotzman ada mengatakan, katanya, "Demi Allah aku berperang bukan kerana agama tetapi hanya sekadar menjaga kehormatan kota Madinah supaya tidak dihancurkan oleh kaum Quraisy. Aku berperang hanyalah untuk membela kehormatan kaumku. Kalau tidak kerana itu, aku tidak akan berperang."

Riwayat ini telah dirawikan oleh Luqman Hakim.


sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa

Ria Memusnahkan Pahala



Syidad bin Ausi berkata, "Suatu hari saya melihat Rasulullah S.A.W sedang menangis, lalu saya pun bertanya beliau, Ya Rasulullah, mengapa anda menangis?"

Sabda Rasulullah S.A.W, "Ya Syidad, aku menangis kerana khuatir terhadap umatku akan perbuatan syirik, ketahuilah bahwa mereka itu tidak menyembah berhala tetapi mereka berlaku ria dengan amalan perbuatan mereka."

Rasulullah bersabda lagi, "Para malaikat penjaga akan naik membawa amal perbuatan para hamba dari puasanya, solatnya, dermanya dan sebagainya. Para malaikat itu mempunyai suara seperti suara lebah dan mempunyai sinar matahari dan bersama mereka itu 3,000 malaikat dan mereka membawa ke langit ketujuh."

Malaikat yang diserahi ke langit berkata kepada para malaikat penjaga, "Berdirilah kamu semua dan pukulkanlah amal perbuatan ini ke muka pemiliknya dan semua anggotanya dan tutuplah hatinya, sungguh saya menghalangi sampainya kepada Tuhan saya setiap amal perbuatan yang tidak dikehendaki untuk Tuhan selain daripada Allah (membuat sesuatu amal bukan kerana Allah)."

"Berlaku ria di kalangan ahli fiqh adalah kerana inginkan ketinggian supaya mereka menjadi sebutan. Di kalangan para ulama pula untuk menjadi popular di kota dan di kalangan umum. Allah S.W.T telah memerintahkan agar saya tidak membiarkan amalnya melewati saya akan sampai selain kepada saya."

Malaikat penjaga membawa amal orang-orang soleh dan kemudian dibawa oleh malaikat di langit sehingga terbuka semua aling-aling dan sampai kepada Allah S.W.T. Mereka berhenti di hariban Allah dan memberikan persaksian terhadap amal orang tersebut yang betul-betul soleh dan ikhlas kerana Allah.

Kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, "Kamu semua adalah para malaikat Hafazdah (malaikat penjaga) pada amal-amal perbuatan hamba-Ku, sedang Aku-lah yang mengawasi dan mengetahui hatinya, bahwa sesungguhnya dia menghendaki amal ini bukan untuk-Ku, laknat para malaikat dan laknat segala sesuatu di langit."
sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa
Pahala Membantu Tetangga


Pada suatu masa ketika Abdullah bin Mubarak berhaji, tertidur di Masjidil Haram. Dia telah bermimpi melihat dua malaikat turun dari langit lalu yang satu berkata kepada yang lain, "Berapa banyak orang-orang yang berhaji pada tahun ini?" Jawab yang lain, "Enam ratus ribu."

Lalu ia bertanya lagi, "Berapa banyak yang diterima ?" Jawabnya, "Tidak seorang pun yang diterima, hanya ada seorang tukang sepatu dari Damsyik bernama Muwaffaq, dia tidak dapat berhaji, tetapi diterima hajinya sehingga semua yang haji pada tahun itu diterima dengan berkat hajinya Muwaffaq."

Ketika Abdullah bin Mubarak mendengar percakapannya itu, maka terbangunlah ia dari tidurnya, dan langsung berangkat ke Damsyik mencari orang yang bernama Muwaffaq itu sehingga ia sampailah ke rumahnya. Dan ketika diketuknya pintunya, keluarlah seorang lelaki dan segera ia bertanya namanya.

Jawab orang itu, "Muwaffaq."

Lalu abdullah bin Mubarak bertanya padanya, "Kebaikan apakah yang telah engkau lakukan sehingga mencapai darjat yang sedemikian itu?" Jawab Muwaffaq, "Tadinya aku ingin berhaji tetapi tidak dapat kerana keadaanku, tetapi mendadak aku mendapat wang tiga ratus diirham dari pekerjaanku membuat dan menampal sepatu, lalau aku berniat haji pada tahun ini sedang isteriku pula hamil, maka suatu hari dia tercium bau makanan dari rumah jiranku dan ingin makanan itu, maka aku pergi ke rumah jiranku dan menyampaikan tujuan sebenarku kepada wanita jiranku itu.

Jawab jiranku, "Aku terpaksa membuka rahsiaku, sebenarnya anak-anak yatimku sudah tiga hari tanpa makanan, kerana itu aku keluar mencari makanan untuk mereka. Tiba-tiba bertemulah aku dengan bangkai himar di suatu tempat, lalu aku potong sebahagiannya dan bawa pulang untuk masak, maka makanan ini halal bagi kami dan haram untuk makanan kamu."

Ketika aku mendegar jawaban itu, aku segera kembali ke rumah dan mengambil wang tiga ratus dirham dan keserahkan kepada jiranku tadi seraya menyuruhnya membelanjakan wang itu untuk keperluan anak-anak yatim yang ada dalam jagaannya itu.

"Sebenarnya hajiku adalah di depan pintu rumahku." Kata Muwaffaq lagi.

Demikianlah cerita yang sangat berkesan bahwa membantu jiran tetangga yang dalam kelaparan amat besar pahalanya apalagi di dalamnya terdapat anak-anak yatim.

Rasulullah ada ditanya, "Ya Rasullah tunjukkan padaku amal perbuatan yang bila kuamalkan akan masuk syurga." Jawab Rasulullah, "Jadilah kamu orang yang baik."

Orang itu bertanya lagi, "Ya Rasulullah, bagaimanakah akan aku ketahui bahwa aku telah berbuat baik?" Jawab Rasulullah, "Tanyakan pada tetanggamu, maka bila mereka berkata engkau baik maka engkau benar-benar baik dan bila mereka berkata engkau jahat, maka engkau sebenarnya jahat."


sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa


.
Rasulullah dan Uang 8 Dirham


Suatu hari Rasulullah SAW bermaksud belanja. Dengan bekal uang 8 dirham, beliau hendak membeli pakaian dan peralatan rumah tangga. Belum juga sampai di pasar, beliau mendapati seorang wanita yang sedang menangis. Beliau sempatkan bertanya kenapa menangis. Apakah sedang ditimpa musibah ? Perempuan itu menyampaikan bahwa ia adalah seorang budak yang sedang kehilangan uang sebesar 2 dirham. Ia menangis sangat takut didera oleh majikannya. Dua dirham dikeluarkan dari saku Rasulullah untuk menghibur perempuan malang tersebut.

Kini tinggal 6 dirham. Beliau bergegas membeli gamis, pakaian kesukaanya. Akan tetapi baru beberapa langkah dari pasar, seorang tua lagi miskin setengah teriak berkata, "Barang siapa yang memberiku pakaian, Allah akan mendandaninya kelak." Rasulullah memeriksa laki-laki tersebut. Pakaiannya lusuh, tak pantas lagi dipakai. Gamis yang baru dibelinya dilepas dan diberikan dengan sukarela kepadanya. Beliau tak jadi memakai baju baru.

Dengan langkah ringan beliau hendak segera pulang. Akan tetapi lagi-lagi beliau harus bersabar. Kali ini beliau menjumpai perempuan yang diberi dua dirham tersebut mengadukan persoalan, bahwa ia takut pulang. Ia khawatir akan dihukum oleh majikannya karena terlambat. Sebagai budak saat itu nilainya tidak lebih dari seekor binatang. Hukuman fisik sudah sangat lazim diterima. Rasulullah diutus di dunia untuk mengadakan pembelaan terhadap rakyat jelata.

Dengan senang hati beliau antarkan perempuan tersebut ke rumah majikannya. Sesampainya di rumah, beliau ucapkan salam. Sekali, dua kali belum ada jawaban. Baru salam yang ketiga dijawab oleh penghuni rumah. Nampaknya semua penghuni rumah tersebut adalah perempuan. Ketika ditanya kenapa salam beliau tidak dijawab, pemilik rumah itu mengatakan sengaja melakukannya dengan maksud didoakan Rasulullah dengan salam tiga kali.

Selanjutnya Rasulullah menyampaikan maksud kedatangannya. Beliau mengantar perempuan yang menjadi budak tersebut karena takut mendapat hukuman. Rasulullah kemudian menyampaikan, "Jika perempuan budak ini salah dan perlu dihukum, biarlah aku yang menerima hukumannya."

Mendengar ucapan Rasulullah in penghuni rumah terkesima. Mereka merasa mendapat pelajaran yang sangat berharga dari baginda Rasulullah. Karena secara refleks mereka menyampaikan, "Budak belian ini merdeka karena Allah."

Betapa bahagianya Rasulullah mendengar pernyataan itu. Beliau sangat bersyukur dengan uang 8 dirham mendapat keuntungan ribuan dirham, yakni harga budak itu sendiri. Beliau berkata, "Tiadalah aku melihat delapan dirham demikian besar berkatnya dari pada delapan dirham yang ini. Allah telah memberi ketenteraman bagi orang yang ketakutan, memberi pakaian orang yang telanjang, dan membebaskan seorang budak belian."

Akhirnya, rahmat dan kasih sayang, bantuan dan pertolongan kepada masyarakat bawah akan mendatangkan kesejahteraan dan kemajuan. Allah berfirman dalam sebuah hadits Qudsyi. "Bahwanya Allah menolong hanba-Nya, selama ia menolong saudaranya."


sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa





.
Kurma Madinah



Ketika Rasulullah SAW memerintahkan para sahabatnya untuk segera berangkat ke Tabuk menghadapi kaum kafir, mereka semua bersegera menyambutnya. Hanya beberapa orang sahabat yang tidak mengikuti peperangan tersebut, selain orang tua, para wanita dan anak-anak serta orang-orang munafik.

Panen korma hampir tiba dan masa itu musim panas yang terik sedang melanda, sementara perbekalan dan persenjataan yang dimiliki sangat minim, akan tetapi Rasulullah SAW dan para sahabatnya tetap berangkat.

Di waktu itulah keimanan dan pengorbanan para sahabat diuji. Orang-orang munafik mulai menyebarkan desas-desus dan menghasut para sahabat r.ahum. agar tidak meninggalkan kebun kurma mereka dan tidak menyertai peperangan tersebut. Hasutan para munafiqin itu tidak hanya kepada para sahabat r.ahum. tetapi istri para sahabat pun tidak luput dari hasutan mereka.

Mereka para munafiqin itu berkata, "suami-suami kalian pergi ke Tabuk sementara kurma di kebun-kebun kalian sebentar lagi ranum, siapakah yang akan mengurusnya. Mereka meninggalkan kesempatan yang bagus ini dan pergi meninggalkannya begitu saja".

Istri-istri para sahabat itu menjawab dengan keimanan mereka, "pencari rezeki telah pergi dan pemberi rezeki telah datang".

Pada masa itu Rasulullah SAW dan para sahabat r.ahum. dengan pertolongan Allah SWT kembali dari peperangan dalam waktu yang sangat singkat. Allah SWT menjaga kebun-kebun kurma dan keluarga mereka. Tidak satupun buah kurma yang telah masak itu jatuh dari tangkainya, panen mereka berlipat ganda hasilnya dan walaupun demikian harga kurma Madinah saat itu mencapai harga tertinggi sehingga para sahabat r.ahum. tidak mendapatkan kerugian sedikit pun. Sampai saat ini kurma Madinah adalah yang paling digemari dan terkenal di mana-mana.



sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa

















.


Mangkuk yang Cantik, Madu dan Sehelai Rambut

Rasulullah SAW, dengan sahabat-sahabatnya Abakar r.a., Umar r.a., Utsman r.a., dan 'Ali r.a., bertamu ke rumah Ali r.a. Di rumah Ali r.a. istrinya Sayidatina Fathimah r.ha. putri Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut terikut di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut).

Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut".

Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Allah SWT berfirman, "Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".


sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa







.
Rela Dimasukkan ke Dalam Neraka


Nabi Musa AS suatu hari sedang berjalan-jalan melihat keadaan ummatnya. Nabi Musa AS melihat seseorang sedang beribadah. Umur orang itu lebih dari 500 tahun. Orang itu adalah seorang yang ahli ibadah. Nabi Musa AS kemudian menyapa dan mendekatinya.

Setelah berbicara sejenak ahli ibadah itu bertanya kepada Nabi Musa AS, Wahai Musa AS aku telah beribadah kepada Allah SWT selama 350 tahun tanpa melakukan perbuatan dosa. Di manakah Allah SWT akan meletakkanku di Sorga-Nya?. Tolong sampaikan pertanyaanku ini kepada Allah. Nabi Musa AS mengabulkan permintaan orang itu.

Nabi Musa AS kemudian bermunajat memohon kepada Allah SWT agar Allah SWT memberitahukan kepadanya di mana ummatnya ini akan ditempatkan di akhirat kelak. Allah SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepadanya bahwa Aku akan meletakkannya di dasar Neraka-Ku yang paling dalam".

Nabi Musa AS kemudian mengabarkan kepada orang tersebut apa yang telah difirmankan Allah SWT kepadanya. Ahli ibadah itu terkejut. Dengan perasaan sedih ia beranjak dari hadapan Nabi Musa AS. Malamnya ahli ibadah itu terus berfikir mengenai keadaan dirinya. Ia juga mulai terfikir bagai mana dengan keadaan saudara-saudaranya, temannya, dan orang lain yang mereka baru beribadah selama 200 tahun, 300 tahun, dan mereka yang belum beribadah sebanyak dirinya, di mana lagi tempat mereka kelak di akhirat.

Keesokan harinya ia menjumpai Nabi Musa AS kembali. Ia kemudian berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Musa AS, aku rela Allah SWT memasukkan aku ke dalam Neraka-Nya, akan tetapi aku meminta satu permohonan. Aku mohon agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam Neraka maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya sehingga seluruh pintu Neraka tertutup oleh tubuhku jadi tidak akan ada seorang pun akan masuk ke dalamnya".

Nabi Musa AS menyampaikan permohonan orang itu kepada Allah SWT. Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Nabi Musa AS maka Allah SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepada ummatmu itu bahwa sekarang Aku akan menempatkannya di Surga-Ku yang paling tinggi".




sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa














Segelas Air


SUATU hari tampak Khalifah Harun AI-Rasyid salah seorang Khalifah dari Dinasti Bani Abbasiyah yang terkenal dengan kebaikan dan kesolehannanya, seorang khalifah yang sangat tawaddu'.

Suatu hari beliau duduk dengan gelisah dan tidak tahu apa sebabnya, tampak duduknya tidak tenang, sekali-kali berdiri dan kemudian duduk kembali begitu seterusnya. Khalifah Harun Al- Rasyid memerintahkan salah seorang pengawalnya untuk mengundang seorang ulama 'yang sholeh dan tawaddu' pada masa itu, seorang ulama' yang tidak pernah mau dekat dan menerima jabatan apapun dari Khalifah dan hal itu membuat Khalifah Harun AI-Rasyid sangat menghormatinya, yaitu Abu As Sammak.

Ketika Abu As Sammak datang kehadapannya, Khalifah langsung berkata "nasehatilah aku, wahai Abu As Sammak, ulama' yang baik dan berpendirian teguh," demikian mulia permohonan dari Khalifah yang mempunyai kekuasaan tiada banding kala itu kepada seorang ulama yang sangat bersahaja datang kehadapannya dengan berjalan kaki.

Pada saat itu datang seorang pelayan dengan membawa segelas air untuk Khalitah Harun AI-Rasyid, dan ketika dia bersiap untuk meminumnya, Abu As-Sammak berkata : "Tunggu sebentar wahai Amirul Mukminin. Demi Allah, aku mengharap agar pertanyaanku dijawab dengan kejujuranmu. Seandainya anda berada dalam kehausan yang tak tertahan lagi, tapi segelas air ini tak dapat anda minum, berapa harga yang bersedia anda bayar demi melepaskan dahaga?".

"Setengah dari yang kumiliki," ujar sang Khalifah dan langsung meminum segelas air tersebut. Beberapa saat kemudian setelah sang Khalifah meminum segelas air tersebut, Abu As- Sammak bertanya kembali, "seandainya apa yang telah anda minum tadi tak dapat keluar kembali, sehingga mengganggu kesehatan anda, berapakah anda bersedia membayar untuk kesembuhan anda?".

"Setengah dari yang kumiliki," jawab Khalifah Harun AI- Rasyid tegas. "Ketahuilah bahwa seluruh kekayaan dan kekuasaan di dunia yang nilainya hanya seharga segelas air tidak wajar diperebutkan atau dipertahankan tanpa hak dan kebenaran," kata Abu As Sammak kepada Khalifah Harun AI-Rasyid.

Khalifah Harun AI-Rasyid yang kekuasaannya meliputi negara yang amat luas dan Bani Abbasiyah dalam puncak kejayaan membenarkan ucapan Abu As Sammak, demikian agung dan jujur Khalifah Harun Al- Rasyid begitu juga dengan Abu As Sammak yang berani dan tegas terhadap penguasa.



Feri Wahyudi

Sabili





.


Mimpi Hasan Bashri


SUATU ketika antara Hasan Bashri dan Ibnu Sirin munculperasaan sentimen. Keduanyatak mau saling menyapa. Setiap kali mendengar orang lain menyambut nama Ibnu Sirin, Hasan Bashri merasataksuka. "Jangan sebut nama orang yang berjalan dengan lagak sombong itu di hadapanku," ujarnya.

Suatu malam Hasan Bashri bermimpi, seolah-olah sedang bertelanjang di kandang binatang sambil membuat sebatang tongkat. Pagi hari ketika bangun, ia merasa bingung dengan mimpinya itu. Tiba-tiba ia ingat bahwa Ibnu Sirin yang kurang ia sukai, pandai menafsirkan mimpi.

Merasa malu dan gengsi bertemu sendiri, ia meminta tolong seorang teman dekatnya untuk menemui Ibnu Sirin. "Temui Ibnu Sirin, dan ceritakan mimpiku ini seakan-akan kamu sendiri yang mengalami," pesannya.


Teman dekat Hasan Bashri itu segera menemui Ibnu Sirin. Begitu selesai menceritakan isi mimpi tersebut, Ibnu Sirin langsung berkata, "Bilang pada orang yang mengalami mimpi iniJangan menanyakannya kepada orang yang berjalan dengan lagak sombong. Kalau berani suruh iadatang sendiri kemari."

Mendengar laporan yang disampaikan temannya ini, Hasan Bashri kesal. la bingung, dan merasatertantang. Setelah berpikirsejenak, akhirnya ia memutuskan untuk bertemu langsung dengan Ibnu Sirin. la tidak peduli dengan rasa malu atau gengsinya.

"Antarkan aku ke sana," katanya. Begitu melihat kedatangan Hasan Bashri, Ibnu Sirin menyambutnyadengan baik. Setelah saling mengucap salam dan berjabat tangan, masing- masing lalu mengambil tempat duduk yang agak berjauhan.

"Sudahlah, kita tidak usah berbasa-basi. Langsung saja! Aku bingung memikirkan dan menafsirkan mimpiku," kata Hasan Bashri. Lalu, ia menuturkan sekilas tentang mimpinya.


"Jangan bingung," kata Ibnu Sirin. "Telanjang dalam mimpimu itu adalah Ketelanjangan dunia. Artinya Anda sama sekali tidak bergantung padanya karena Anda memang zuhud. Kandang binatang adalah lambang dunia yang fana itu sendiri. Anda telah melihat dengan jelas . keadaan yang sebenarnya. Sedangkan sebatang tongkat yang Anda buat itu adalah lambang hikmah yang Anda katakan, dan mendatangkan manfaat bagi banyak orang."

Sesaat Hasan Bashri terkesima. la kagum pada kehebatan Ibnu Sirin sebagai ahli penafsir mimpi, dan percaya sekali pada penjelasannya.

"Tetapi bagaimana Anda tahu kalau aku yang mengalami mimpi itu?"tanya Hasan Bashri. "Ketika temanmu menceritakan mimpi tersebut kepadaku, aku berpikir menurutku hanya engkau yangpantas mengalaminya," jawab lbnuSirin.


Tarmudzi Basyir
Sumber : Wafyat AI-A'yan, AI-Shafadi

Sabili










.


Makan Saja Dulu Itu semua

Setelah melewati 3 bukit dan ngarai, sang petani tiba di rumah kyai. Kyai menanyakan maksud kedatangannya.

Petani : Saya ingin bertanya, apakah kepiting sawah itu halal atau haram ?

Kyai : Sebelum menjawab pertanyaan kamu saya ingin dulu bertanya, apakah kamu punya sawah ?

Petani : Punya , Kyai

Kyai : Apakah di sawah yang kamu sedang tanami itu kamu bisa memancing belut?

Petani : Iya, kyai, bisa

Kyai : Apakah kamu punya empang ?

Petani : Punya, Kyai

Kyai : Apakah di empangmu dipelihara aneka ragam ikan, sperti mujair, tawes, mas, nila, gurame ?

Petani : Iya , Kyai

Kyai : Apakah kamu juga beternak ayam atau bebek seperti petani di sini?

Petani : Iya, Kyai

Kyai : Nah , kalau begitu, makan dulu saja itu semua, janganlah dulu kamu persoalkan kepiting sawah, ayam, itik, ikan itupun mungkin tak habis kamu makan, jangan kau susahkan hidupmu dengan persoalan kepiting sawah.


File : Kisah-kisah Islam by Heksa










.


Membuka Pintu Surga

Tidak seperti biasanya, hari itu Ali bin Abi Thalib pulang lebih sore menjelang asar. Fatimah binti Rasulullah menyabut kedatangan suaminya yang sehari suntuk mencari rezeki dengan sukacita. Siapa tahu Ali membawa uang lebih banyak karena kebutuhan di rumah makin besar.

Sesudah melepas lelah, Ali berkata kepada Fatimah. "Maaf sayangku, kali ini aku tidak membawa uang sepeserpun."Fatimah menyahut sambil tersenyum, "Memang yang mengatur rezeki tidak duduk di pasar, bukan? Yang memiliki kuasa itu adalah Allah Ta'ala."

"Terima kasih," jawab Ali.

Matanya memberat lantaran istrinya begitu tawakal. Padahal persediaan dapur sudah ludes sama sekali. Toh Fatimah tidak menunjukan sikap kecewa atau sedih.Ali lalu berangkat ke masjid untuk menjalankan salat berjama'ah.

Sepulang dari sembahyang, di jalan ia dihentikan oleh seorang tua. "Maaf anak muda, betulkah engkau Ali anaknya Abu Thalib?"
Áli menjawab heran. "Ya betul. Ada apa, Tuan?''

Orang tua itu merogoh kantungnya seraya menjawab, "Dahulu ayahmu pernah kusuruh menyamak kulit. Aku belum sempat membayar ongkosnya, ayahmu sudah meninggal. Jadi, terimalah uang ini, sebab engkaulah ahli warisnya."

Dengan gembira Ali mengambil haknya dari orang itu sebanyak 30 dinar.Tentu saja Fatimah sangat gembira memperoleh rezeki yang tidak di sangka-sangka ketika Ali menceritakan kejadian itu. Dan ia menyuruh membelanjakannya semua agar tidak pusing-pusing lagi merisaukan keperluan sehari-hari.Ali pun bergegas berangkat ke pasar.

Sebelum masuk ke dalam pasar, ia melihat seorang fakir menadahkan tangan, "Siapakah yang mau menghutangkan hartanya untuk Allah, bersedekahlah kepada saya, seorang musafir yang kehabisan bekal di perjalanan."

Tanpa pikir panjang lebar, Ali memberikan seluruh uangnya kepada orang itu.Pada waktu ia pulang dan Fatimah keheranan melihat suaminya tidak membawa apa-apa, Ali menerangkan peristiwa yang baru saja dialaminya.Fatimah, masih dalam senyum, berkata, "Keputusan kanda adalah yang juga akan saya lakukan seandainya saya yang mengalaminya. Lebih baik kita menghutangkan harta kepada Allah daripada bersifat bakhil yang di murkai-Nya, dan menutup pintu surga buat kita."


File : Kisah-kisah Islam by Heksa





.


Doa Untuk si Mayit

Dalam perjalanannya menuju mesjid, Iring-iringan jenazah melewati seorang badui. Pemandangan ini membuat si badui merenung sejenak.

"Aku akan ikut sholatkan jenazah itu agar bila aku mati nanti orang juga tak segan menyolatkan aku," pikir si badui.

Ia lalu mengikuti iringan jenazah itu memasuki mesjid. Setelah menyolatkan, ia kembali mengurus kerjaannya.Malam harinya sang imam mimpi bertemu dengan si mayit. Ia tampak sangat bahagia.

"Bagaimana keadaanmu," tanya sang imam."Alhamdulillah, Allah telah mengampuni dosa-dosaku berkat doa si badui."

Keesokan harinya sang imam mencari si Badui. Setelah bertemu, ia bertanya, "Doa apa yang kau baca sewaktu sholat jenazah kemarin."

"Aku tidak membaca apa-apa," kata si Badui."Semalam aku mimpi bertemu dengan mayit yang kita sholatkan kemarin. Ia bercerita bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosanya berkat doamu."

"Aku tidak berdoa apa-apa. Aku hanya berkata: Ya Alloh, sekarang ia adalah tamu-Mu. Kalau tamuku, tentu akan kusembelihkan seekor kambing."
File : Kisah-kisah Islam by Heksa
Selengkapnya...
 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 diryantoblog |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net | Reviewed by Blogger Templates

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.